TabloidNova.com - Bisnis mode yang berasal dari penjualan busana dan aksesori disebut-sebut mendatangkan banyak keuntungan dan menjadi ladang bisnis yang sangat menjanjikan di Indonesia.
Mungkin, hal ini pula yang mendorong sebagian orang berniat terjun ke industri mode, baik sebagai perancang busana maupun pengusaha ritel busana.
Fashion memang menjadi objek menarik yang menorehkan beragam cerita di belakangnya. Ketika sebagian lainnya sibuk menekuni bisnis fashion online di media sosial, sebagian lainnya fokus merintis karier sebagai fashion designer.
Lagi-lagi, terdapat sejumlah hal penting yang harus diketahui dan dipahami oleh mereka yang sedang atau mau berkecimpung sebagai pelaku industri mode, terlebih bagi para desainer baru yang kebanyakan datang dari generasi muda.
Menggelar fashion show bukanlah satu-satunya langkah atau tujuan utama untuk diakui sebagai seorang desainer. Seorang desainer harus tahu proses ke depannya, cita-cita yang jelas, dan bukan hanya punya label. Seperti yang dikatakan oleh Musa Widyatmodjo di depan pengunjung Fashion Talkshow 'How to Start Your Own Fashion Business' di Mini Stage Indonesia Fashion Week 2015, Jakarta Convention Center, Kamis (26/2).
Pria yang ditunjuk untuk menjabat sebagai direktur kreatif di Imelda Sparks Fashion Academy tersebut, menuturkan pentingnya mengetahui proses panjang meraih cita-cita dan karier sukses sebagai perancang busana.
Terlebih soal salah kaprah mengenai urusan faktor branding untuk membangun bisnis mode.
"Desainer muda Indonesia belum apa-apa sudah mikirnya branding. Brand memang penting untuk image dan promosi, tapi bukan mutlak nomor satu. Yang benar, siapkan produk dulu baru branding. Masa hanya branding tapi produk tidak ada atau produk ada tapi tidak berkualitas dan bersaing di pasaran, ya buat apa," ujar Musa.
Sebenarnya, tambah Musa, desainer muda harus tahu arah dan visi membuat label. Sebagai contoh, di Indonesia seorang desainer muda baru sering terbawa arus dan persepsi keliru. Ketika sedang asyik-asyiknya meniti karier dan menyiapkan diri menghasilkan karya, justru malah melupakan fokus utama dengan dalih untuk kebutuhan branding. Hal ini sangat disayangkan oleh Musa.
"Misalnya di Indonesia belum apa-apa desainer sudah bikin label parfum, sudah bikin label kosmetik, dan lainnya. Fokus dulu pada produk dan karier fashion-nya, lalu berikan karya terbaik yang diakui khalayak," saran Musa.
Ia menambahkan, semua kesuksesan diakui berawal dari mimpi, yang kemudian diiringi niat kuat dan usaha konkret lalu blueprint dan strategi.
Blueprint adalah kerangka kerja terperinci sebagai landasan menetapkan tujuan, sasaran, dan implementasi pekerjaan. Ketiga urutan langkah sukses berbisnis mode ini yang banyak dilupakan atau tidak diketahui desainer atau pelaku industri mode.
"Setiap orang boleh saja terlibat dalam dunia fashion, baik sebagai fashion designer, fashion consultant, fashion PR, fashion image maker, fashion retail, atau apapun. Terpenting adalah komitmen akan proses dan hasil yang kita kerjakan. Tanamkan karakter dan pola dalam membangun bisnis mode," tutup Musa.
Ridho Nugroho
Foto: Agus Dwianto/NOVA
KOMENTAR