Dokter, saya (23) ibu dari 2 orang putri berusia 2 tahun dan 7 bulan. Keduanya lahir dengan persalinan normal. Sudah 5 bulan ini saya memakai alat kontrasepsi IUD jenis Nova T. Sejak memakainya sayahampir selalu mengalami vlek kecokelatan. Biasanya vlek menjadi merah terang dan banyak kalau saya kecapekan atau setelah berhubungan intim. Saya juga sering mengalami kram pada perut bawah. Menstruasi juga menjadi sangat lama (2 minggu).
Awalnya, dokter kandungan yang memeriksa memberi obat penguat pembuluh darah (Nexa), antibiotik (Cefspan), dan antinyeri bila perlu (Mefinter). Tapi akhir-akhir ini dokter memberi saya obat terapi hormon yang saya minum setiap hari selama 21 hari. Sampai sekarang saya masih rajin kontrol IUD paling tidak 1 bulan sekali.
Sebenarnya apa penyebab selalu mengalami vlek dan kram? Normalkah? Apakah karena rahim saya menolak IUD atau hanya masalah hormon seperti yang dikatakan dokter yang memeriksa saya? Apa yang harus saya lakukan? Dokter juga meminta saya untuk menjalani tes Pap's smear. Terus terang saya trauma dengan permeriksaan dalam yang menyakitkan. Apakah Pap's smear juga akan menyakitkan? Apakah sudah sangat perlu untuk wanita seusia saya? Saya sangat berharap Dokter bisa segera membantu saya. Atas jawabannya, saya ucapkan terima kasih.
Ria Shanty - Solo, Jateng
Efek samping dari pemakaian IUD adalah perdarahan di luar haid, nyeri akibat kontraksi rahim yang berlebihan, keputihan, dan nyeri saat hubungan intim akibat tertusuk ujung benang IUD. Bila perdarahan tersebut tetap terjadi meskipun telah diberi obat-obatan, sebaiknya IUD tersebut dilepas dan KB-nya diganti dengan pil KB atau suntik KB. Bila Ibu masih menyusui, maka ada metode kontrasepsi yang khusus.
Pap's smear sebaiknya dilakukan satu tahun sekali, apalagi bila Ibu sering terkena infeksi, maka pemeriksaannya mungkin lebih sering lagi, bisa setiap 3-6 bulan bergantung pada kelainan yang terjadi. Tujuan utama pemeriksaan Pap's smear adalah penapisan terhadap keganasan (kanker) mulut rahim. Tatacara pemeriksaannya sederhana dan relatif tidak menyakitkan. Yang penting Ibu tidak ketakutan pada saat dilakukan pemeriksaan. Ibu harus relaks dan kooperatif dengan dokter yang memeriksa. Pemeriksaan ini dilakukan setelah haid selesai (tidak ada perdarahan) dan sebelumnya tidak mengadakan hubungan intim. Bila terdapat infeksi berat atau ada darah, maka pemeriksaan tersebut ditunda dan infeksi yang ada diobati lebih dulu. Terima kasih atas pertanyaannya.
KOMENTAR