12 Tanpa kemampuan mengenali, mengelola, dan berinteraksi dengan semua emosi yang dimiliki manusia, seseorang akan menjadi pribadi yang bingung, terisolasi, peragu, serta tak mampu mengekspresikan perasaannya.
13 Tubuh manusia sebetulnya sudah memberikan semacam "warning sign". Termasuk ketika kita marah, sebab emosi ini adalah salah satu respons fisik tubuh yang normal yang akan menghidupkan sistem peringatan di dalam tubuh.
14 Mengenali warning sign bahwa kemarahan akan "meledak" akan membantu seseorang mengerem amarah tersebut.
15 Beberapa warning sign lain akan kemarahan dari tubuh misalnya lambung berdenyut seperti orang lapar, napas memburu, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, jantung berdegup kencang, bahu menegang, dan sebagainya.
16 Cermati juga pemicu lain, seperti hobi menyalahkan orang lain, berpandangan sempit, curiga, dan sebagainya.
17 Memahami pemicu dan penanda tubuh tadi bekerja akan membantu seseorang mengelola kemarahan yang tak perlu.
18 Coba cek jadwal rutin sehari-hari, lalu coba indentifikasi aktivitas, waktu, orang-orang yang Anda temui, serta tempat atau situasi yang mudah memicu kemarahan. Misalnya, ternyata emosi Anda selalu terpicu setiap kali berbicara dengan Si X, atau emosi Anda selalu naik setiap kali terkena macet, dan sebagainya.
19 Setelah itu, cari cara untuk menghindari pemicu-pemicu tadi. Jika memang tak bisa menghindar, ubah cara pandang Anda terhadap pemicu dan situasi tadi.
20 Ada banyak cara yang bisa membantu agar tetap tenang dan kemarahan terkontrol, di antaranya menarik napas dalam-dalam, olahraga, memijat daerah tubuh yang tegang, menghitung angka dari 1 - 10 secara perlahan, merasakan dan menikmati respons tubuh, dan sebagainya.
21 Jika Anda merasa memang harus marah dan tak lagi bisa dihindari, ekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat.
22 Bila dikomunikasikan dengan baik dan penuh respek, serta diberi saluran yang efektif, kemarahan bisa menjadi sumber energi yang dahsyat dan inspiratif, lho.
23 Agar bisa marah dengan cara yang sehat, jangan memperbesar masalah, jangan mengungkit-ungkit masa lalu, dan fokus pada masalah sekarang.
KOMENTAR