Tubuhku benar-benar sudah lemas. Bagaimana caranya turun? Tiga remaja tadi berbaik hati menggendongku secara bergantian. Total, 10 jam lebih kami menempuh perjalanan naik-turun gunung. Tentu, lebih cepat perjalanan turun.
Anehnya, sepanjang perjalanan kami ditemani seekor anjing liar. Dia selalu mengikuti kami mulai saat mendaki sampai turun. Ketika kami istirahat, dia juga ikut berhenti. Anjing lucu itu baru pergi setelah kami selamat sampai di mobil.
Ya, setahun lebih di SCTV, aku lalu pindah ke Anteve selama 2,5 tahun, sampai akhirnya kini bergabung dengan TVOne sejak 2008. Awalnya aku jadi asisten produser untuk acara Kabar Pasar. Dari jurnalis lapangan, kini aku lebih konsentrasi ke Apa Kabar Malam.
Hidup Seimbang
Tentu aku sangat menikmati profesiku. Hanya saja, aku sekarang mulai membagi konsentrasi antara pekerjaan dan keluarga. Aku termasuk pengantin baru, lho. Pada 8 Oktober tahun lalu aku menikah dengan Kevin di Ubud, Bali. Suamiku bekerja di bidang IT. Setelah menikah, aku memilih mandiri dan pisah rumah dari orangtua. Kami pun tinggal di kawasan Pluit.
Kami pacaran 1,5 tahun. Awalnya, sih, dikenalkan teman. Ketika pertama kali bertemu, rasanya males kenalan. Habis dia sebaya denganku. Aku kan ingin pasangan yang usianya 4-5 tahun di atasku. Lelaki yang dewasa dan bisa membimbingku. Ternyata aku salah duga. Pertemuan di sebuah kafe di Senayan City itu amat mengesankan. Kesan pertama, dia sangat baik dan tampak dewasa. Rupanya, dia memang lelaki yang cocok untukku. Tentu, dia memahami pekerjaanku. Salah satu yang kukagumi dari Kevin, dia juga tipe pekerja keras. Dia sendiri yang membangun usaha IT sampai bisa berjalan dengan baik.
Setelah menikah, seperti Mama dulu, aku suka memasak. Aku sendiri yang menyiapkan menu makanan untuk Kevin, juga untuk bekalku ke kantor. Sejak dulu aku memang selalu membawa bekal, jarang sekali makan di luar. Kebiasaan itu terus terbawa sampai sekarang. Ya, hidupku kini makin seimbang.
Henry Ismono
KOMENTAR