TabloidNova.com - Saat ini, lelaki yang mengalami masalah kejantanan akibat disfungsi ereksi (DE) tidak perlu cemas. Kenapa begitu? Ya, karena sekarang sudah ditemukan alat kedokteran baru canggih yang bisa membantu agar fungsi seksual pria kembali normal. Alat yang bernama Low Intensity Shockwave Therapy (LSWT) tersebut bisa mengobati pasien tanpa obat maupun operasi. "Therapy LI-SWT ini lebih aman, nyaman, serta kesembuhannya bersifat permanen," kata dr. Ahmad Anies Shahab, SpU, dari Rumah Sakit Bedah Surabaya (RSBS) saat mengisi seminar tentang Disfungsi Ereksi Bisa Diobati, yang diadakan di Surabaya Plasa Hotel, Sabtu (23/8).
Menurut Anies, lelaki yang penisnya tidak bisa berdiri normal biasanya diakibatkan terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah yang ada di batang penisnya. Secara mekanis di batang kelamin pria terdapat pembuluh darah yang sangat banyak jumlahnya. Begitu ada rangsangan dari otak, maka si "burung" langsung mengeras karena pembuluh darahnya dialiri darah. Tapi, bagi mereka yang terkena diabetes, sakit jantung koroner, hipertensi, minum obat kolesterol dan beberapa sakit lainnya, meski hasrat menggebu "Mr. P" tetap tidak bisa mengeras akibat saluran pembuluh darahnya bermasalah.
Anies menjelaskan, untuk menentukan sejauh mana seorang lelaki dikatakan normal atau tidak dalam hal ereksi ditentukan empat skor. Pertama, bisa masuk ke kelamin pasangan tanpa bantuan. Kedua, semula alat vital mengeras tapi ketika sudah siap "tempur" tiba-tiba melemah. Ketiga, belum "bertempur" sudah keburu loyo duluan. Keempat, sama sekali loyo atau tidak ada respons.
Bentuk Pembuluh Darah Baru
Menurut Anies, secara statistik saat ini 30 persen lelaki berusia 60 tahun ke atas mengalami gangguan seksual. Jumlah itu belum termasuk mereka yang mengidap sakit diabetes, hipertensi, jantung koroner, serta minum obat kolesterol. "Jadi kalau dihitung secara kasar, khusus warga Surabaya saja yang berpenduduk 3 juta orang, ada sekitar 72 ribu lelaki di antaranya mengalami gangguan seksual," papar Anies sambil menjelaskan kalau tidak ada gangguan, seharusnya lelaki berusia di atas 60 tahun masih tetap bisa melakukan aktivitas seksual secara normal.
Para penderita DE itu, biasanya melakukan pengobatan sembarangan karena sebagian besar malu datang ke dokter. Mereka lebih banyak memilih memakai obat-obatan di pasaran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara klinis. Padahal, data dari BPOM, 45 persen produk obat ilegal itu adalah obat tentang seksual yang tentu sangat membahayakan. Anies menambahkan, sebaiknya mereka datang ke dokter karena sudah ada alat yang "cespleng" mengatasi gangguan DE tanpa efek samping.
Anies yang alumnus Fakultas Kedokteran Unair memaparkan, secara teknis cara kerja LI-SWT. Salah satu instrumen LI-SWT tersebut ditembakkan ke batang kelamin sekitar 20 menit lamanya. Terapi ini tidak bisa sekali tapi harus empat kali dengan jeda masing-masing terapi selama seminggu. Begitu ditembakkan maka akan mengeluarakan gelombang elektromagnetik yang secara mikroskopik menimbulkan trauma atau luka kecil-kecil di dalam batang penis yang tidak kasat mata dan tidak terasa oleh pasien.
Kemudian, dari luka tersebut akan mengeluarkan hormon yang disebut Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF). Nah, hormon VEGF inilah yang kelak akan merangsang pembentukan pembuluh darah baru di batang penis. Sementara itu, pembuluh darah yang tersumbat atau sudah mati oleh tubuh tidak dipakai lagi. "Setelah empat kali terapi, maka dibiarkan selama empat minggu supaya hormon VEGF berkembang maksimal. Setelah itu, alat vital pun sudah kembali normal," urai Anies seraya mejelaskan, temuan LSWT sekitar dua tahun belakangan ini merupakan torehan baru di dunia kedokteran. "Selain itu RSBS adalah rumah sakit pertama di Indonesia Timur yang memiliki alat LSWT tersebut," pungkasnya.
Gandhi Wasono
KOMENTAR