Meski tak bisa dikatakan sebagai satu-satunya pencegah kecacatan janin, namun paling tidak asam folat mampu mereduksi efek zat-zat yang merusak atau menghambat pertumbuhan janin seperti radikal bebas, zat artifisial yang tidak aman, racun dan polutan. Tanpa adanya asam folat, zat-zat teratogenik semakin tak terbendung merusak dan mengganggu proses dalam inti sel-sel yang sedang bertumbuh. Logikanya kalau zat yang mereduksi efek teratogenik kurang, maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin buruk.
Makanan Sumber Asam Folat
Memang selama ini asam folat lebih dikenal sebagai tambahan atau suplementasi dalam susu. Namun sebenarnya asam folat sendiri secara alami terkandung dalam makanan sehari-hari kita, seperti sayuran hijau, hati, daging, kacang, biji, dan sebagainya.
Dan, menurut tabel nutrisi makanan Indonesia, kandungan asam folat yang tinggi terkandung dalam hati ayam, rumput laut, kacang merah, dan kacang kedelai.
Berapa yang harus dikonsumsi? Menurut jurnal medis, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi asam folat setidaknya 300 m gram perhari. Ini juga merupakan cara untuk menekan risiko kelainan tabung syaraf NTDs (neural tube defects) hingga 70 persen kelahiran. Kelainan sejak lahir ini termasuk ketidaksempurnaan perkembangan otak (anencephaly) dan tulang belakang (spina bifida).
Untuk memenuhi angka ini, tidak harus dengan suplementasi (tablet). Namun dari makanan sehari-hari juga bisa memenuhi kebutuhan asam folat, hanya tinggal mengganti beberapa lauk atau pilihan bahan makanan yang kaya asam folat. Misal, lauk pilih yang tinggi folat seperti hati atau daging merah. Atau, bila dahulu terbiasa memakan tempe/tahu, kini bisa ditambahkan pula snack bubur kacang hijau ataupun susu kedelai serta sayuran.
Prinsipnya sama dengan gizi seimbang namun ditekankan memilih bahan makanan yang tinggi folat.
Laili Damayanti/ bersambung
KOMENTAR