Seringkali kita mendengar, dalam produk susu ibu hamil ditambahkan asam folat yang penting bagi pertumbuhan janin. Begitu pula ketika berkonsultasi dengan dokter kandungan maupun bidan, diberikan suplementasi multivitamin yang juga mengandung asam folat.
Jamaknya pemberian asam folat bagi ibu hamil tentu saja bukan tanpa alasan. Sebagaimana suplementasi zat gizi yang lain, asam folat diberikan dalam jumlah yang dibutuhkan oleh ibu hamil.
Bukan hanya sebagai zat gizi yang dibutuhkan oleh janin, karena pada dasarnya asam folat juga dibutuhkan dalam kondisi tidak hamil atau sehari-hari. Namun pada kondisi kehamilan maupun persiapan kehamilan, wanita sebaiknya memenuhi kebutuhan asam folatnya.
"Prinsipnya, ibu hamil bertanggung jawab untuk mencukupkan kebutuhan dirinya sendiri akan asam folat sebagai persiapan melahirkan dan menyusui, berikut kebutuhan bayinya," demikian ditegaskan kembali oleh Pritasari S.KM., M.Sc, konsultan gizi dari Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Jakarta II.
Mengapa asam folat dibutuhkan, berapa jumlah yang dibutuhkan dan darimana sumbernya? Berikut yang perlu diketahui mengenai asam folat.
Mengurangi Risiko Anemia dan Kecacatan
Asam folat sebenarnya adalah bagian dari vitamin B kompleks. Ya, dari bermacam komposisi vitamin B kompleks, salah satunya ada yang dikenal sebagai vitamin B9 atau folacin, dan asam folat merupakan bentuk alaminya.
Namun dalam perkembangannya, asam folat lebih dikenal sebagai unsur tersendiri karena fungsi utamanya yang cukup dominan. Artinya, meski termasuk kelompok vitamin B kompleks, ia lebih dikenal sebagai asam folat karena merupakan zat gizi yang vital.
Vitamin larut air yang banyak dibutuhkan tubuh manusia ini, sangat berperan dalam berbagai proses metabolisme. Pada sel tubuh manusia, asam folat dibutuhkan sebagai co-enzim dalam metabolisme asam amino. Bahan penting yang dibutuhkan sel-sel dalam pembentukan struktur tubuh janin.
Pada kondisi umum, anak-anak dan orang dewasa membutuhkan asam folat untuk memroduksi sel darah merah sehingga meningkatkan kadar Hb dan mencegah anemia.
Sedangkan pada kondisi kehamilan, asam folat bertambah penting karena perannya dalam pembentukan sel-sel DNA dan RNA sebagai cikal bakal pertumbuhan seorang anak. Sebagai co-enzim, asam folat memiliki andil dalam pemindahan atom dan seterusnya, bertanggung jawab membuat metabolisme asam amino dalam sel berjalan baik. Sel-sel yang berbahan dasar protein tersebut, bisa bertumbuh seperti seharusnya.
Asam folat juga sangat penting karena sifatnya menghambat secara signifikan zat teratogenik (bersifat pengganggu pembentukan sel jaringan janin), ini dapat menekan kelainan pada janin terutama di periode pembentukan janin pada masa kehamilan.
Meski tak bisa dikatakan sebagai satu-satunya pencegah kecacatan janin, namun paling tidak asam folat mampu mereduksi efek zat-zat yang merusak atau menghambat pertumbuhan janin seperti radikal bebas, zat artifisial yang tidak aman, racun dan polutan. Tanpa adanya asam folat, zat-zat teratogenik semakin tak terbendung merusak dan mengganggu proses dalam inti sel-sel yang sedang bertumbuh. Logikanya kalau zat yang mereduksi efek teratogenik kurang, maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin buruk.
Makanan Sumber Asam Folat
Memang selama ini asam folat lebih dikenal sebagai tambahan atau suplementasi dalam susu. Namun sebenarnya asam folat sendiri secara alami terkandung dalam makanan sehari-hari kita, seperti sayuran hijau, hati, daging, kacang, biji, dan sebagainya.
Dan, menurut tabel nutrisi makanan Indonesia, kandungan asam folat yang tinggi terkandung dalam hati ayam, rumput laut, kacang merah, dan kacang kedelai.
Berapa yang harus dikonsumsi? Menurut jurnal medis, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi asam folat setidaknya 300 m gram perhari. Ini juga merupakan cara untuk menekan risiko kelainan tabung syaraf NTDs (neural tube defects) hingga 70 persen kelahiran. Kelainan sejak lahir ini termasuk ketidaksempurnaan perkembangan otak (anencephaly) dan tulang belakang (spina bifida).
Untuk memenuhi angka ini, tidak harus dengan suplementasi (tablet). Namun dari makanan sehari-hari juga bisa memenuhi kebutuhan asam folat, hanya tinggal mengganti beberapa lauk atau pilihan bahan makanan yang kaya asam folat. Misal, lauk pilih yang tinggi folat seperti hati atau daging merah. Atau, bila dahulu terbiasa memakan tempe/tahu, kini bisa ditambahkan pula snack bubur kacang hijau ataupun susu kedelai serta sayuran.
Prinsipnya sama dengan gizi seimbang namun ditekankan memilih bahan makanan yang tinggi folat.
Laili Damayanti/ bersambung
KOMENTAR