Biayanya cukup besar, dong?
Sangat besar untuk orang biasa seperti saya. Namun, saya harus berani berkorban dulu, bila ingin membawa batik tulis Jambi ke kancah yang lebih luas. Hingga hari ini saya dan suami, Edi Susanto, bekerja keras dan terus berkreasi mencari pewarna alami dan motif khusus.
Berapa banyak motif yang sudah Anda ciptakan?
Lebih dari 20 motif kreasi saya. Semuanya khas batik Jambi. Di antaranya motif Awan Berarak, Angso Duo, Pauh (mangga) Bulan Sabit, Kaca Piring, Puncung Rebung, Riang-riang. Beberapa batik tulis karya saya telah disimpan sebagai koleksi Horniman Museum and Gardens di London, di Tropenmuseum di Amsterdam, dan di Museum Melayu Singapura.
Bagaimana Anda memenuhi kuota penjualan?
Saya membina belasan perajin batik di sekitar rumah ini. Sebagian membatik di rumah saya, ada juga yang saya beri kain bermotif lalu mereka kerjakan di rumah masing-masing. Saya juga tidak lelah mencari remaja-remaja putus sekolah di Jambi untuk diajari membatik sampai mandiri. Saya ingin mereka bisa membuka usaha batik serupa saya. Dua putri saya, Dita (14) dan Ayu (11), kini juga sudah mulai belajar membatik.
Tumpak Sidabutar
KOMENTAR