Suami Anda boleh jadi menduakan Anda, tapi tidak berarti ia kecanduan seks, lho, karena harus didiagnosis berdasarkan sejumlah ciri-ciri khas. Kecanduan seks dikategorikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol dorongan seksualnya. Hingga rasanya sangat tidak adil memberi cap kepada seseorang yang baru sekali kepergok berselingkuh dengan orang yang "dari sananya" memang sudah selalu bermasalah dalam mengendalikan dorongan seksualnya.
Fakta 4: Seperti halnya kecanduan obat dan alkohol, tak sedikit orang yang menggunakan seks untuk menekan atau menutupi rasa sakit yang dideritanya.
Serupa dengan obat dan alkohol, seks dimanfaatkan oleh penderitaanya untuk menghilangkan perasaan-perasaan negatif mereka. Di antaranya depresi, kecemasan, hingga ambisi untuk memperoleh hasil terbaik.
Selain itu, untuk mencapai tingkat kepuasan yang semakin tinggi dalam kehidupan seks, pecandu seks semakin lama semakin membutuhkan intensitas seks yang makin sering dan makin menggebu. Akhirnya semakin tak mampu mengontrol diri.
Para pecandu seks juga tak jarang menggunakan seks untuk mendongkrak rasa percaya diri mereka yang rendah. Kadang cara ini memang berhasil meredakan gejala yang mereka rasakan. Sayangnya, relasi seksual yang tidak semestinya atau amat berisiko ini biasanya justru memunculkan umpan balik yang negatif. Usai menuntaskan aktivitas seks yang tidak semestinya itu, Si Pelaku akan didera rasa bersalah. Lalu satu-satunya cara yang dianggap mampu mengatasi rasa bersalah tadi apa lagi kalau bukan dengan melakukan aktivitas seks yang makin tak terkendali.
Fakta 5: Berkat kecanggihan teknologi, mudah sekali terperosok menjadi pecandu seks.
Bukan rahasia umum lagi kalau ada kasus perselingkuhan yang mencuat ke permukaan berawal dari keisengan sejoli tadi saling berkirim pesan mesra lewat dunia maya. Teknologi memang membuat seks begitu mudah diakses oleh siapa saja dan inilah yang kemudian menyulut kecanduan seks. Berselancar di dunia maya dan saling mengumbar gairah lewat internet terbukti lebih ampuh membuat orang jadi pecandu ketimbang dalam dunia nyata.
Fakta 6: Kecanduan seks menghancurkan kehidupan perkawinan dan keluarga.
Kecanduan seks umumnya memang mengantar yang bersangkutan ke gerbang perceraian. Tak dipungkiri kalau pecandu seks sebenarnya tengah menyebarkan "wabah penyakit" kepada pasangan dan anaknya yang tidak tahu menahu. Misalnya saat kecanduan seksnya terbongkar, pasangannya begitu terpukul dan teramat sedih. Padahal tidak ada yang bisa memastikan apakah penderita kecanduan seks bisa kembali ke "jalur yang benar" atau tidak.
Lalu siapa yang sebenarnya jadi korban? Tak lain tak bukan adalah anak yang orangtuanya mengalami kecanduan seks! Bocah-bocah ini sangat sering menemukan materi pornografi milik orangtuanya.
Anak-anak yang pemahamannya tentang seks masih amat terbatas, akan semakin bingung di antara dua penggambaran yang amat bertolak belakang mengenai seks. Di satu pihak, dari orangtua mereka menerima potret buram mengenai seks sebagai sesuatu yang membahayakan dan menyakitkan. Sementara di pihak lain, dari masyarakat dan nilai-nilai agama, mereka dijejali oleh gambaran tentang kehidupan seksual yang sakral.
Bukan hanya itu, mereka pasti jengah mendengar orangtuanya terus meributkan perselingkuhan. Anak tak lagi merasakan keakraban dalam relasi suami-istri pada sosok orangtua mereka. Salah satu atau keduanya lebih sering menghabiskan waktu di depan komputer atau mengedepankan kesibukan kerja. Betapa tragisnya bukan menyaksikan kecanduan seks yang mampu merusak semua sendi kehidupan berumah tangga.
KOMENTAR