Satu tahun pertama usia bayi merupakan masa-masa rawan gangguan kesehatan karena daya tahan tubuhnya sangatlah rentan. Inilah cara-cara meningkatkannya.
1. BERI ASI EKSKLUSIFASI mengandung berbagai zat antibodi yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Sel-sel darah putih yang terkandung dalam ASI juga dapat menghambat kemunculan dan perkembangbiakan bakteri serta virus yang bisa menyebabkan timbulnya alergi, diare, pneumonia, meningitis maupun infeksi telinga dan infeksi kandung kemih.Di hari-hari pertama, ASI mengandung kolostrum yang sering disebut ASI premium. Cairan yang bewarna kekuningan inilah yang kandungan vitaminnya paling lengkap dan sempurna sehingga mampu memberi perlindungan yang sangat ampuh bagi tubuh bayi. ASI juga mengandung protein khusus yang disebut taurin. Protein akan mengoptimalkan pertumbuhan sel otak sekaligus meningkatkan kecerdasan bayi.Anjuran minimal yang disepakati para ahli kesehatan dunia yakni agar para ibu setidaknya memberikan ASI selama 6 bulan (eksklusif) tanpa disertai asupan makanan lain. Untuk selanjutnya pemberian ASI tetap dapat diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun.Menyusui secara eksklusif juga memberi kesempatan pada ibu untuk mengembangkan bonding/kedekatan ibu-anak. Kedekatan ini terjalin karena setiap kali menyusui terjadi kontak langsung saat ibu mendekap bayinya dan membiarkan puting buah dadanya diisap si kecil. Dekapan hangat ibu akan membuat bayi merasa nyaman yang pada akhirnya menumbuhkan basic trust. Nah, basic trust inilah yang menjadi modal awal yang kelak akan membuat bayi tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan mandiri.2. PATUHI JADWAL IMUNISASIPemerintah mewajibkan 5 jenis imunisasi dasar yang sudah harus terpenuhi sebelum anak berusia setahun. Kelima imunisasi itu adalah BCG (Bacille, Calmette, Guerin), hepatitis B, DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), polio, dan campak. Pertimbangannya, penyakit-penyakit tersebut memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi, selain bisa menimbulkan kecacatan.Imunisasi dasar diberikan agar anak mendapat kekebalan awal secara aktif. Mematuhi jadwal imunisasi sangat dianjurkan agar hasilnya optimal. Contohnya, mengikuti jadwal imunisasi DPT pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Pengulangan dilakukan untuk memperkuat antibodi yang sudah terbentuk.Seperti diketahui, imunisasi akan memunculkan antibodi pada yang diberikan. Setelah mendapat imunisasi, antibodi bayi akan naik. Tapi suatu saat, antibodi itu bisa turun. Nah, saat itulah imunisasi harus diberikan lagi agar antibodinya yang turun bisa kembali naik. Jika tak dilakukan pengulangan imunisasi, maka saat daya tahan tubuh turun, kemungkinan terkena penyakit yang akan ditangkal bisa saja terjadi. Itulah sebabnya, mematuhi jadwal imunisasi menjadi sangat penting.3. BIASAKAN CUCI TANGANBayi sangat rentan terhadap virus dan bakteri. Oleh karena itu sebelum memegangnya, jangan lupa cuci tangan dahulu. Terutama sehabis bepergian atau menyentuh sesuatu yang tidak terjamin kebersihannya. Orang lain yang hendak memegang dan menggendong si kecil pun sebaiknya diminta mencuci tangan dahulu. Gunakan sabun setiap kali mencuci tangan.Sampai berusia 6 bulan, kekebalan tubuh bayi belum terbangun sempurna. Ia masih bergantung pada kekebalan tubuh ibunya yang dibawa sejak lahir dan dari ASI. Oleh sebab itu, penting menjaga jangan sampai bayi terkena virus dan bakteri, di antaranya yang dipaparkan dengan tangan apabila tidak terjaga kebersihannya.Bahkan kebanyakan penyakit infeksi yang diderita bayi, seperti pilek, demam, batuk, atau diare, didapat dari tangannya sendiri selain tangan orang dewasa yang memegangnya.4. JANGAN MEROKOKAnjuran ini hendaknya benar-benar dipatuhi sebab kita semua sudah tahu betapa berbahayanya asap rokok. Penelitian yang dilakukan National Health Institute di Amerika tahun 1997 mengatakan, dalam setiap kepulan asap rokok setidaknya terdapat 4.000 jenis racun yang dapat mengganggu kesehatan, bahkan membunuh pertumbuhan sel-sel baru. Jadi, merokok di depan bayi sama artinya dengan menjadi silent killer alias si pembunuh diam-diam.Bayi yang sering terpapar asap rokok pun makin berisiko mengalami SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau sindrom kematian tiba-tiba, bronkitis, asma, dan infeksi telinga. Bahkan, asap rokok berdampak buruk pada intelegensi dan perkembangan saraf bayi. Yang mengejutkan, ibu menyusui yang menghirup asap rokok, baik dari rokoknya sendiri atau orang lain, di dalam ASI-nya terkan-dung nikotin yang sudah tentu akan berdampak buruk bagi bayi.5. JAGA KEBERSIHAN LINGKUNGANDiare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) meru-pakan penyakit langganan yang paling sering diderita bayi. Kedua penyakit ini sering dihubungkan dengan lingkungan di sekitar bayi yang kurang higienis. Itulah mengapa, prioritaskan kebersihan lingkungan bila ada bayi. Contohnya, membersihkan rumah secara rutin, selain rajin membersihkan diri dan meminta seluruh anggota keluarga menjaga kebersihan pribadinya, serta menjaga kebersihan makanan yang akan disajikan kepada bayi bila sudah membutuhkan makanan pendamping ASI. Bayi pun sudah mulai diajarkan tentang kebersihan dengan cara teratur memandikannya dan mengganti bajunya setiap kali basah atau kotor.6. CUKUPKAN WAKTU TIDUR BAYIPenelitian yang dilakukan di Boston, USA (2002) mengung-kapkan bahwa tidur yang nyenyak pada bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Pasalnya, selama tidur, bayi membangun sel-sel baru dalam tubuhnya yang dapat menangkal berbagai serangan mikroba dan virus. Singkatnya, tidur yang cukup (16-18 jam sehari) berhubungan erat dengan meningkatnya imunitas.Jadi, selalu upayakan agar bayi tak rewel dan bisa nyenyak tidurnya dengan segera menyusuinya bila lapar, mengganti popoknya yang basah bila mengompol, dan menghindari suasana bising di kamar. Jika si kecil tak mengalami hambatan tidur tapi tiba-tiba jadi sulit tidur, perlu dicurigai adanya indikasi suatu penyakit. Orangtualah yang mesti pandai-pandai "membaca" isyarat dari buah hatinya.7. PENUHI KEBUTUHAN NUTRISINYASetelah masa ASI eksklusif 6 bulan berlalu, pengenalan makanan semipadat dapat dilakukan sedikit demi sedikit sampai bayi bisa beradaptasi. Saat pemberian makanan tambahan, perhatikan benar kandungan gizi masing-masing jenis bahan agar kebutuhan gizi si kecil bisa tercukupi.Kecukupan gizi membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Protein, contohnya, yang didapat dari susu berguna sebagai "pembangkit" daya tahan tubuh. Imunisasi yang sebagian besar terdiri atas zat protein akan optimal hasilnya bila di dalam tubuh bayi ditemukan protein. Itu sebabnya, bayi dengan gizi buruk umumnya ketika mendapat imunisasi, hasilnya tidak optimal.Selain itu, sertakan buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung vitamin C dan betakaroten seperti jeruk dan wortel. Vitamin C dan betakaroten dipercaya mampu menangkal virus dan membantu perkembangan sel-sel baru.Tingkat kepadatan makanan pendamping ASI tentu saja harus diperhatikan agar pencernaan bayi tidak "kaget". Mulailah dari yang agar encer, semi padat, dan agak padat semisal bubur susu encer, bubur kental, dan kemudian nasi tim.BINA HUBUNGAN BAIK DENGAN DOKTERKebanyakan ibu sering mengeluhkan padatnya kunjungan ke dokter di tahun pertama kehidupan bayi. Hal ini memang tak bisa dihindari mengingat di rentang waktu tersebut ada beberapa imunisasi yang harus dilakukan. Yang terpenting, optimalkan kunjungan ke dokter ini dengan melakukan hal-hal positif lainnya, seperti berdiskusi dengan dokter sambil mengamati pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual maupun emosional bayi.Jangan lupa, pertumbuhan otak tercepat terjadi pada dua tahun pertama kehidupan anak. Jadi, binalah kerja sama dengan dokter untuk mengoptimalkan potensi anak. Dengan rajin berdiskusi, setiap keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan dapat diketahui secara cepat untuk sesegera mungkin ditangani.Relasi yang terjalin baik tentunya membuat ibu lebih leluasa ngobrol dengan dokter tentang apa saja seputar kehidupan bayi. Baik itu cara-cara tepat meningkatkan kekebalan bayi, menangkal gangguan kesehatan, pemilihan asupan tambahan yang tepat, perlu tidaknya pemberian antibiotik dan sebagainya.Santi Hartono.
1. BERI ASI EKSKLUSIF
ASI mengandung berbagai zat antibodi yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Sel-sel darah putih yang terkandung dalam ASI juga dapat menghambat kemunculan dan perkembangbiakan bakteri serta virus yang bisa menyebabkan timbulnya alergi, diare, pneumonia, meningitis maupun infeksi telinga dan infeksi kandung kemih.
Di hari-hari pertama, ASI mengandung kolostrum yang sering disebut ASI premium. Cairan yang bewarna kekuningan inilah yang kandungan vitaminnya paling lengkap dan sempurna sehingga mampu memberi perlindungan yang sangat ampuh bagi tubuh bayi. ASI juga mengandung protein khusus yang disebut taurin. Protein akan mengoptimalkan pertumbuhan sel otak sekaligus meningkatkan kecerdasan bayi.
Anjuran minimal yang disepakati para ahli kesehatan dunia yakni agar para ibu setidaknya memberikan ASI selama 6 bulan (eksklusif) tanpa disertai asupan makanan lain. Untuk selanjutnya pemberian ASI tetap dapat diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun.
Menyusui secara eksklusif juga memberi kesempatan pada ibu untuk mengembangkan bonding/kedekatan ibu-anak. Kedekatan ini terjalin karena setiap kali menyusui terjadi kontak langsung saat ibu mendekap bayinya dan membiarkan puting buah dadanya diisap si kecil. Dekapan hangat ibu akan membuat bayi merasa nyaman yang pada akhirnya menumbuhkan basic trust. Nah, basic trust inilah yang menjadi modal awal yang kelak akan membuat bayi tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan mandiri.
2. PATUHI JADWAL IMUNISASI
Pemerintah mewajibkan 5 jenis imunisasi dasar yang sudah harus terpenuhi sebelum anak berusia setahun. Kelima imunisasi itu adalah BCG (Bacille, Calmette, Guerin), hepatitis B, DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), polio, dan campak. Pertimbangannya, penyakit-penyakit tersebut memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi, selain bisa menimbulkan kecacatan.
Imunisasi dasar diberikan agar anak mendapat kekebalan awal secara aktif. Mematuhi jadwal imunisasi sangat dianjurkan agar hasilnya optimal. Contohnya, mengikuti jadwal imunisasi DPT pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Pengulangan dilakukan untuk memperkuat antibodi yang sudah terbentuk.
Seperti diketahui, imunisasi akan memunculkan antibodi pada yang diberikan. Setelah mendapat imunisasi, antibodi bayi akan naik. Tapi suatu saat, antibodi itu bisa turun. Nah, saat itulah imunisasi harus diberikan lagi agar antibodinya yang turun bisa kembali naik. Jika tak dilakukan pengulangan imunisasi, maka saat daya tahan tubuh turun, kemungkinan terkena penyakit yang akan ditangkal bisa saja terjadi. Itulah sebabnya, mematuhi jadwal imunisasi menjadi sangat penting.
3. BIASAKAN CUCI TANGAN
KOMENTAR