VITAMIN TERJAGA
Namun hati-hati ketika mengolah sayur, ya, Bu-Pak karena salah sedikit bisa-bisa manfaatnya jadi berkurang. Saat akan mencuci sayur sebaiknya dicuci dulu baru dipotong. "Sayuran yang sudah dipotong-potong, kan, permukaannya banyak. Nah, bila diguyur dengan air bisa-bisa kandungan vitaminnya, seperti vitamih C akan terbuang begitu saja. Karena vitamin C, kan, larut dalam air," jelasnya. Selain itu, sebaiknya mencuci sayuran pun di dalam air mengalir untuk menghilangkan racun.
Kemudian, cara memasaknya pun ada kiat khusus; jangan digodok terlalu lama. Bila ingin merebus sayur, biarkan air mendidih terlebih dulu, baru masukan sayurannya. "Jangan terlalu lama dan airnya juga jangan terlalu banyak. Karena sifat vitamin yang tak larut dalam lemak seperti vitamin C yang banyak dikandung dalam sayuran mudah sekali rusak dalam pemanasan atau akan rusak kalau kena penguapan dan panas tinggi."
BANYAK MANFAAT
Yang jelas, Bu-Pak, sayuran yang berwarna, lanjut Lilik, lebih banyak manfaatnya ketimbang sayuran yang tak berwarna karena sayuran berwarna memiliki beta karoten. Seperti kita tahu beta karoten berguna untuk mengubah pro-vitamin A yang dikandung dalam sayuran menjadi vitamin A. "Vitamin A dalam sayuran sebenarnya, kan, tak ada. Tapi merupakan olahan dari pro-vitamin A yang diubah menjadi vitamin A dengan bantuan beta karoten. Sedangkan vitamin A banyak terdapat pada hewan." Contoh sayuran yang mempunyai banyak beta karoten adalah sayuran yang berwarna; sayuran berwarna merah, seperti wortel atau tomat, dan sayuran berwarna hijau seperti kangkung atau bayam.
Pro-vitamin A dalam sayuran berguna untuk pertumbuhan tulang, mata, rambut dan kulit si kecil. Selain itu, juga bermanfaat untuk mengganti sel-sel tubuh, mengganti selaput lendir mata, dan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi. Manfaat sayuran tak terbatas sampai di situ, lo. Misal, karena sayuran mengandung vitamin B kompleks, maka sayuran bisa membantu proses metabolisme pembentukan sel darah merah dan bisa meningkatkan selera makan si kecil. Kemudian, menjaga sistem saraf, membantu proses perubahan karbohidrat menjadi energi, dan membantu sel tubuh menggunakan oksigen.
Vitamin C yang dikandung sayuran penting untuk memelihara kesehatan gigi, gusi, kulit, otot dan tulang. Selain itu, vitamin C bisa mempercepat penyembuhan luka, menambah daya serap tubuh atas zat besi, dan dapat mencegah flu. Sedangkan vitamin E dalam sayuran hijau, penting untuk proses metabolisme dan menjaga kesehatan kulit dan otot.
Selain mengandung banyak vitamin, jelas Lilik, sayuran juga memiliki beberapa mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti kalsium dan zat besi. Kalsium penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi, untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan berguna untuk perkembangan sel saraf dan otak. Sedangkan zat besi dalam sayur bisa membantu pembentukan hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh, serta dapat mencegah anemia.
Na, Bu-Pak, mengingat begitu banyak manfaatnya bagi pertumbuhan si kecil, perkenalkan sayuran secara bertahap dan terus-menerus. Tapi, ingat, ya, jangan dipaksa. Berkreasilah lebih banyak dan banyak lagi, demi si kecil.
VARIASIKAN MAKANAN
Bisa dipastikan semua ahli gizi selalu menyarankan agar makanan bagi si kecil harus beragam dan bervariasi. "Dengan memperoleh makanan yang beraneka macam, si kecil bukan hanya memperoleh gizi yang baik, tapi juga memudahkannya untuk menerima makanan baru," tandas Lilik.
Selain itu, pemberian makanan beragam dan bervariasi pun agar orang tua tak kerepotan. Coba, deh, kalau anak hanya suka makanan yang itu-itu saja. Kemudian, diajak bepergian sementara makanan yang disuka tidak ada. Bukan tidak mungkin dia menolak makan sama sekali. "Kalau sudah begitu, siapa yang repot?"
PERKENALKAN SAYUR LOKAL
Salah satu sayuran yang disarankan untuk dikonsumsi adalah brokoli karena mengandung zat anti kanker. "Saya tidak mengerti mengapa brokoli sangat disarankan di Amerika sana. Mungkin karena fungsinya sebagai anti kanker, ya?" tutur Lilik. Tapi, karena baunya yang khas, tak semua anak menyukainya. "Jika sudah demikian, tak perlu terlalu dipaksa. Toh, sayuran lokal pun banyak yang tak kalah manfaatnya dari brokoli." Apalagi brokoli relatif mahal dan tak bisa diperoleh di sembarang tempat. Jadi, kenapa kita enggak menggunakan sayuran lokal saja. Misal, daun singkong bisa diperkenalkan dengan diiris-iris halus. "Daun singkong itu, kan, zat besinya tinggi, jadi cocok untuk anak yang tengah dalam masa pertumbuhan."
Faras Handayani/nakita
KOMENTAR