Penegak hukum Thailand menyatakan kepada CNN, berbeloknya pesawat ini diprogram oleh seseorang yang berada di dalam kokpit. Narasumber tersebut juga menyatakan, kejadian ini kira-kira 12 menit setelah komunikasi terakhir co-pilot dengan traffic controller yang meyatakan, "All right, good night."
Analis CNN menawarkan intepretasi berbeda. Michael Schmidt, reporter Ney York Times, berkata rentang waktu yang ditemukan oleh pemerintah Thailand ini membuat semuanya makin masuk akal. "Artinya, ketika mereka mengatakan "Good night," pesawat sudah mulai menuju ke arah yang berbeda dari jalur semula."
Kesimpulan ini, tentu saja, malah semakin menimbulkan banyak tanya. Para investigator dari Thailand yang berkolaborasi dengan Malaysia juga masih belum menemukan jawaban, siapa yang mengontrol pesawat hilang itu, atau alasan mereka menerbangkan pesawat keluar jalur. Penyelidik sudah membedah komputer dan email milik para pilot nahas tersebut, namun tidak menemukan jawaban berarti. Begitupun saat rumah para pilot tersebut digeledah.
"Saya sudah mengerjakan banyak kasus di mana para pilot menjadi tersangka, namun yang terjadi kebanyakan adalah permasalahan mesin dan lain-lain," ujar Mary Schiavo, analis aviasi dan mantan inspector general Departemen Transportasi Amerika Serikat. "Berkali-kali saya berkata, kadang-kadang ketika pilot pesawat komersial melakukan manuver ekstrim, itu adalah tindakan heroisme dan bukannya terorisme."
Nah, apa yang terjadi dengan Malaysia Airlines? Semoga memang benar aksi heroisme, ya.
Ajeng
KOMENTAR