Tabloidnova.com - Film Soekarno dinyatakan sebagai Film Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2014 yang diselenggarakan di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung, Sabtu (13/9). Film yang menceritakan perjuangan presiden pertama Indonesia ini mengalahkan nomine lainnya, yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (Soraya Intercine Film), Sang Kiai (Rapi Film), Adriana (Visi Lintas Films), dan Sokola Rimba (Miles Films).
Sementara penghargaan Pemeran Wanita Utama Terpuji diraih Pevita Pearce dan Pemeran Pria Utama Terpuji diraih Ikranegara dan Herjunot Ali. Panitia FFB juga memberikan Lifetime Achievement Award kepada Rima Melati dan Putu Wijaya. Penghargaan diserahkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar.
Pemeran Pembantu Pria Terpuji FFB diraih Tanta Ginting (Soekarno/MVP Film) yang menyingkirkan para nomine lain, yaitu Adipati Dolken (Sang Kiai/Falcon Picture), Reza Rahardian (Tenggelamnya Kapal van der Wijck/Soraya Intercine Film) dan Noboyuki Suzuki (12 Menit/Big Pictures Production, Cinevisi).
Sedangkan penghargaan Pemeran Pembantu Wanita Terpuji FFB 2014 diraih Meriam Bellina (Slank Gak Ada Matinya/Kharisma Starvision) dengan nominenya antara lain Raline Shah (99 Cahaya Di Langit Eropa/Maxima Pictures/Pinaeomon Entertainment), Marisa Anita (Selamat Pagi, Malam/Visinema Pictures), Maudi Koesnaedy (Soekarno/MVP Film), dan Renata Kusmanto (Ketika Tuhan Jatuh Cinta/Studio Sembilan & Leica Production).
Penghargaan lainnya di kategori film adalah, Bounty Umbara (Editor), Frans XR Paat (Penata Artistik), Andhika Triyadi (Penata Musik), Yadi Sugandi (Penata Kamera), Oka Aurora (Penulis Skenario).
Menurut ketua umum FFB 2014 Eddy D. Iskandar, pengamatan film terpuji tahun berlangsung sejak sejak Mei hingga Juli 2014, meliputi 123 film nasional yang diamati.
"Yang menggembirakan, selain jumlah produksi film yang meningkat, tema pun semakin beragam sehingga penonton tak lagi melulu disuguhi film yang monoton. Film meliputi tema sejarah, keluarga, bigorafi. Drama musikal, edukasi, realita pedalaman, olahraga, pengalaman di luar negri, dan masih banyak lagi," ujar Eddy D. Iskandar.
Sementara jenis film seperti horor, komedi, dan drama cinta masih diminati untuk diproduksi, namun dengan "bahasa" dan gaya yang lebih kaya. Bahkan, film yang merupakan adaptasi dari novel pun masih banyak dilakukan dengan cara yang lebih kreatif. Sehingga, munculnya film-film yang bertutur soal kritik sosial, meski beberapa di antaranya hanya sebatas satire, juga tak luput dari pengamatan.
"Dibandingkan tahun lalu, jumlah film horor mengalami sedikit peningkatan. Tahun ini, jumlahnya mencapai 19 judul, menurun dibandingkan pengamatan dua tahun sebelumnya yang mencapai 24 judul. Apakah tren angka ini berkolerasi secara positif dengan animo penonton, masih perlu dikaji lebih lanjut," papar Eddy.
Panitia FFB ke 27 juga memberi penghargaan terhadap Sinetron Serial yang diraih oleh Emak Ijah Pengen ke Mekah/Amanah Surga Production-SCTV dan Hanya Tuhanlah yang Tahu/Transinema Pictures & Tobali Putra Production - Trans TV.
Tumpak/Tabloidnova.com
KOMENTAR