Tempat penitipan milik Wawan berada di rumahnya, daerah Kreo, Ciledug. "Di tanah sekitar 150 m2, saya mendirikan sekitar 100 kandang untuk kucing dan penuh terisi pada hari H-5 sampai H+2 Lebaran. Kalau burung, biasanya kandang mereka sudah disiapkan langsung oleh pemiliknya."
Titip kucing, dikenakan biaya Rp 50 ribu per hari. Sementara iguana Rp 20 ribu dan burung Rp10 ribu per hari. Biaya penitipan sudah termasuk makanan dan perawatan. "Alhamdulillah, omzet penitipan ini bisa mencapai Rp 10 juta. Lumayan, kan, buat tambah-tambah belanja Lebaran."
Soal perawatan, Wawan mengaku kesulitan merawat kucing. Apalagi kalau sakit. "Mau tidak mau harus saya bawa ke dokter hewan. Saya juga sebisa mungkin tidak menerima titipan kucing ras Sphinx. Harganya sangat tinggi, jadi risikonya juga tinggi. Ya, daripada ada apa-apa, mending saya enggak terima. Kalau burung dan iguana, sih, sangat mudah perawatannya," kata bapak seorang putri ini.
Salah satu pelanggan setia Wawan adalah warga asli Belanda yang selalu menitipkan 20 kucingnya menjelang Lebaran. "Biasanya saya kasih harganya borongan. Sekitar Rp 3 juta untuk 7-10 hari. Ada juga pelanggan asal dari Malaysia dan Filipina. Kalau orang kita (Indonesia. Red.) jarang."
Saat Lebaran, umumnya Wawan mendapat titipan 4 ekor iguana, burung 40 ekor, dan kucing di atas 50 ekor. "Alhamdulillah, selama ini belum pernah dapat komplain dari pelanggan. Belum pernah juga ada hewan yang mati saat dititipkan ke saya. Paling cuma sakit. Biasanya, karena si hewan stres atau kangen sama tuannya."
Biaya Jasa Titip ditentukan berdasar nilai taksiran barang itu sendiri. "Minimal Rp 5 ribu per 15 hari dan maksimalnya disesuaikan nilai taksiran barang. Cara menaksir barangnya sama seperti kalau ingin menggadaikan.
Kata Maman, konsumen di Jakarta lebih senang menggadaikan barang berharganya karena uangnya bisa dimanfaatkan memenuhi kebutuhan hari raya. "Apalagi bunga yang diberikan pegadaian juga sangat ringan." Usai Lebaran, begitu dapat rezeki, barang yang digadaikan bisa ditebus kembali. Asyik, kan?
Ester Sondang
KOMENTAR