"Biar anak-anak saja yang bercerita agar ketahuan, apakah saya berbohong atau tidak. Saat kejadian itu, kan, mereka juga ada di sana," ujar Rosnida (49) ketika ditemui di kediamannya, awal September. Bu guru yang mengajar di SMP Pasundan 7, Bandung, sejak tahun 1988 ini lalu menyilakan murid-muridnya bicara. Kebetulan, hari itu ada 9 muridnya yang bertandang ke rumah Rosnida. "Kami mau menyemangati Ibu Ros supaya mau mengajar lagi," tutur salah satunya.
Ros memang seperti trauma dengan peristiwa yang terjadi Selasa (25/8) silam. Perempuan ini juga mogok mengajar setelah kejadian tersebut. Riza, salah seorang muridnya, kemudian bercerita, Selasa itu Bu Ros mengajar Agama Islam. Persisnya, tentang iman kepada hari akhir alias kiamat. "Ibu Ros mendekatkan api ke tangan kami supaya kami bisa merasakan panasnya saja. Setelah itu langsung dilepas dan Ibu Ros menyuruh kami segera tobat dengan rajin salat," tuturnya polos.
Di depan 39 siswanya, Ros bertanya, "Siapa yang tak pernah meninggalkan salat?" Kompak, tak satu pun murid mengangkat tangan. "Ya, kalau tidak rajin salat, akan masuk neraka. Nah, sebelum masuk neraka harus merasakan dulu api di dunia." Ia lalu minta salah satu siswanya, Muhammad Andri, membeli dua kotak korek api di warung terdekat. Si murid yang dibekali uang Rp 300 sempat bertanya, untuk apa gerangan korek api tersebut. "Lihat saja nanti!" jawab Ros.
Nah, ketika korek api sudah didapat, Ros lalu menyalakannya. Dengan api yang sudah menyala di tangannya, ia berjalan mendekati bangku murid-muridnya. "Nih, coba api dunia satu per satu," katanya sambil mendekatkan api ke tangan para murid, terutama murid perempuan, "Yang nanti banyak masuk neraka itu perempuan!" katanya dengan suara lantang. Para siswi pun terpana.
Sementara itu, di bangkunya, Tantri Agustriani (14), duduk ketakutan. Setelah enam teman perempuannya didekatkan api ke tangannya, tibalah gilirannya. Sebisa mungkin, anak bungsu dari dua bersaudara ini menghindar. Bahkan saking takutnya api itu bakal melukai tangannya, ia pun meniup api itu hingga padam. "Tapi pas apinya mati, Ibu Ros malah langsung nempelin puntung korek yang masih panas itu ke pipi kiri saya," ujarnya kesal. Setelah Tantri, masih ada empat temannya yang kebagian jatah api.
KOMENTAR