Diduga stres karena tak punya uang untuk persiapan Lebaran, Ny Wiji Utami, 27, nekat mengajak anak tunggalnya, Danang Wahyu Pratama, 8, menenggak racun serangga, Kamis (10/9) petang.
Warga Dusun-Desa Minggirsari RT1/RW5, Kanigoro, Kabupaten Blitar, itu pun tewas, sedangkan sang anak sampai Jumat (11/9) masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo Kota Blitar. Kasus tersebut kini ditangani petugas Polsek Kanigoro.
Polisi dan warga setempat menduga istri Triman alias Gendut, 29, itu nekat melakukan tindakan tak terpuji karena tidak kuat menanggung beban himpitan ekonomi. Apalagi, menjelang Lebaran, dia tidak memiliki uang yang cukup.
Sepekan sebelum kejadian, Ny Wiji pisah rumah dengan keluarga. Karena cekcok dengan suami, Triman, Ny Wiji memilih tinggal dengan sang nenek, Mbah Yam, yang rumahnya berjarak sekitar 50 meter dari rumah keluarga Triman.
Menurut ibu Wiji, Ny Supinem, 48, sebulan terakhir anaknya sering mengeluhkan perilaku suami yang dinilai kasar dan tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selama ini Ny Wiji bekerja serabutan, antara lain diminta menjadi buruh tani jika ada petani panen, sedangkan Triman bekerja sebagai tukang bangunan (bagian memasang keramik).
"Biasalah, namanya rumah tangga. Tapi (rumah tangga mereka) makin lama makin panas sehingga Utami (panggilan Wiji, Red) tinggal di rumah neneknya," ungkap Ny Supinem, Jumat (11/9).
Selama Ny Wiji purik, Triman melarang Danang menemui ibunya sekaligus tak boleh menerima pemberian berupa makanan maupun kue. Hal itu diduga membuat Ny Wiji semakin tertekan, karena selain tidak dicukupi kebutuhan jasmani juga tidak leluasa bertemu anak semata wayangnya.
Ayah Wiji, Taslim, 50, menambahkan, sekitar dua hari sebelum anaknya itu bertindak nekat, dirinya sempat mendengar Wiji berkali-kali mengeluh dengan kalimat 'kalau begini, lebih baik mati saja'. "Beberapa kali sempat terucap kata-kata demikian sebelum kejadian ini," tutur Taslim.
Sampai kemudian, Kamis (10/9) sekitar pukul 17.00 WIB -ketika Triman pergi- Ny Wiji pulang, dan mengajak Danang minum racun serangga di salah satu kamar. Kemungkinan Danang sebenarnya tidak mau meminum racun itu tetapi dipaksa sang ibu, sehingga ketika sekarat dia berteriak-teriak minta tolong.
Mendengar teriakan Danang, beberapa tetangga langsung mendobrak pintu, kemudian mencari sumber suara Danang. Mereka menemukan Danang dan ibunya tergeletak di lantai kamar dengan mulut berbusa dan kejang-kejang.
Ny Wiji dan Danang segera dilarikan ke RSUD Mardi Waluyo, namun dalam perjalanan nyawa Wiji tak tertolong lagi, sedangkan Danang dapat diselamatkan. Diduga Danang minum racun serangga tak sebanyak sang ibu sehingga anak itu selamat meski harus dirawat intensif di rumah sakit.
Kapolsek Kanigoro, AKP Rusmin, ketika dimintai konfirmasi mengatakan, hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa kasus tersebut murni bunuh diri. Sedangkan mengenai penyebabnya, menurut Rusmin, masih didalami.
"Dua korban minum racun serangga, saat ditemukan warga kondisinya sudah kritis. Ibunya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, sementara putranya bisa diselamatkan," jelasnya.
Apakah ada motif lain yang menyebabkan Wiji nekat bunuh diri mengajak anaknya? Rusmin menyatakan belum bisa memastikan, dengan alasan menunggu penyelidikan selesai.
Sering Cekcok
Diwawancara terpisah, suami Wiji, Triman, ketika ditemui saat menunggu Danang di Ruang Nusa Indah RSUD Mardi Waluyo, Jumat (11/9), mengakui dalam sebulan terakhir sering cekcok dengan sang istri. "Persoalan biasa dalam rumah tangga. Tapi sejak awal puasa dia mengaku perlu uang agak banyak tanpa mau menjelaskan alasannya," tutur Triman.
Bahkan, katanya, Wiji sempat mendesak Triman menjual saluran sambungan listrik (PLN) di rumah tetapi ditolak. Karena itulah Ny Wiji pergi dari rumah, kemudian tinggal dengan neneknya. Meski demikian, kata Triman, Wiji terus memaksa agar Triman mau menjual sambungan listrik di rumah mereka.
"Kata istri saya sudah ada yang mau membeli Rp 2 juta. Tapi bukti pembayaran rekening listriknya tidak ketemu, dan dia menuduh saya yang menyembunyikan," paparnya.
Adapun kondisi kesehatan Danang, Jumat (11/9), sudah membaik, meskipun bocah tersebut masih merasa lemas dan pusing. Infus di tangannya sudah dilepas, dan jika kondisinya terus membaik maka hari Sabtu (12/9) ini diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.
ais/surya
KOMENTAR