Di tempat yang sepi itulah, Mulyana mengutarakan isi hatinya. "Ternyata Irma enggak mau. Dia bilang, sudah punya tunangan. Mukanya juga terlihat tak bersahabat saat itu."
Penolakan itu membuat Mulyana gelap mata. Seperti diceritakan di atas, ia lantas mencekik leher gadis idamannya itu. Sebelum kabur, Mulyana sempat mengambil HP dan uang Rp 100 ribu dari tas Irma.
Lalu bagaimana dengan uang yang disebut-sebut berjumlah Rp 7 juta? Entahlah karena di persidangan hanya disebutkan, Mulyana mengambil Rp 100 ribu. Misteri uang ini hampir sama dengan masalah kekerasan seksual seperti yang tertera di visum. "Bukan lolos. Ketika reka ulang dilakukan, tidak ada perkosaan. Jadi, dalam BAP, tidak ada tindak pemerkosaan," tandas Ismed.
Kok, di visum dinyatakan demikian? "Mungkin saja ada perkosaan, tapi tidak diakui terdakwa. Atau, mungkin orang lain yang melakukan setelah terdakwa meninggalkan korban," jawab Ismed.
Jadi?
Elok Si Baik Hati
Terlepas dari masih adanya tabir dalam kasus ini, kematian Elok alias Irma memang sangat menyesakkan dada pasangan Nursyam dan Ayang. Ketika ditemui dua hari setelah kematian Irma, Ayang masih belum mau bicara. " "Istri saya masih syok. Kalau diajak bicara, suka enggak nyambung. Dia masih trauma dan di kamar terus," kata Nursyam kala itu.
Impian Irma nyaris terwujud. Ia berhasil masuk Universitas Gunadarma Jurusan Kebidanan. Sebelum tewas, ia tercatat sebagai mahasiswa semester satu. Hari-hari pertama masuk kuliah, ia selalu diantar Ayang. Dengan alasan ingin konsentrasi, menghemat waktu dan tenaga, Irma minta kos di dekat kampusnya di Salemba dan tiap akhir pekan ia pulang ke Cikampek.
Minggu (12/10), lewat pukul 12.00, Irma seperti biasanya hendak kembali ke rumah kosnya dengan menumpang kereta api. "Waktu berangkat dia pakai kaos bergambar kelinci di dadanya. Bawa tas isi pakaian dan uang Rp 7 juta buat bayar uang semesteran. Dia jalan sendiri ke stasiun. Enggak ada yang mengantar. Jarak dari rumah ke stasiun, kan, dekat. Paling lima menit. Enggak ada yang tahu dia bawa uang sebanyak itu kecuali Irma dan saya," tegas Nursyam.
Betapa terkejutnya Nursyam ketika dapat kabar putrinya ditemukan sudah tak bernyawa. Menurut Jafar, sepupu Irma yang menemani berbincang, Irma belum punya pacar dan tak memiliki teman akrab baik perempuan maupun laki-laki. "Anaknya pendiam dan baik hati. Makanya adiknya memanggil dia Elok."
Begitu eloknya sosok Irma di keluarganya, membuat sang ibu yang kala itu berada di Padang untuk menghadiri acara 100 hari wafatnya nenek Irma, amat syok. "Istri saya baru tiba di rumah lagi tengah malam saat jenazah Irma disemayamkan di ruang tamu," kata pedagang pakaian di Pasar Cikampek ini.
Rini
KOMENTAR