Elok. Itulah panggilan buat Irma Juli (19), mahasiswi semester pertama Program Studi Kebidanan Universitas Gunadarma, Jakarta. Sayang, nasibnya tak elok. Gadis pendiam ini ditemukan tewas di sebuah kebun kosong di dekat kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (13/10) tahun lalu.
Dari data yang dikumpulkan polisi, kala itu diyakini, Elok dibunuh setelah disetubuhi. Apalagi, hasil visum menunjukkan, ada luka akibat kekerasan seksual. Pembunuhan anak kedua dari 3 bersaudara itu juga dibarengi dengan perampokan. Telepon genggam dan uang Rp 7 juta yang sedianya akan dipakai untuk membayar uang kuliah, raib.
Cukup lama polisi memburu pelaku pembunuhan sadis ini. Setelah lima bulan, akhirnya si pelaku berhasil diringkus. Dia adalah Mulyana (21) warga Kelari, Kerawang. Satu demi satu misteri terungkap setelah kasus ini disidangkan di PN Depok, Jawa Barat.
Menangis
Benarkah Mulyana pembunuhnya? Kepada NOVA, sebelum sidang (Kamis 27/8) lalu, Mulyana mengakui menjerat leher Irma. Katanya, gara-gara ia marah dan kecewa karena Irma menolak cintanya. "Saya jadi gelap mata." Tanpa pikir panjang, pemuda asal Karawang itu lantas mencekik leher pujaan hatinya dengan syal yang dikenakan Irma sambil membentur-benturkan kepala Irma ke pohon. Usai itu, Mulyana pulang ke Karawang.
"Saya menyesal sekali, kenapa sampai melakukan itu. Saya enggak menyangka semua ini terjadi." Ketika didesak apakah Irma masih hidup setelah dianiaya, Mulyana menganggukkan kepala.
Mulyana yang selama persidangan sesekali saja dijenguk keluarganya itu langsung menangis ketika diyakinkan, itulah hukuman yang diterimanya. Jemarinya menggenggam terali sel tahanan di gedung pengadilan itu, seakan tidak percaya, ia bakal selama itu meringkuk di penjara.
Menyisakan Tanya
Tapi nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan tak lagi ada gunanya. Yang jelas, pria berperawakan kecil ini tak menyangka, petualangannya bersama Irma Oktober lalu, justru berakhir di Lapas Paledang, Bogor. "Sebelum kenal Irma, saya lebih dulu mengenal Sari. Dia yang kasih nomor telepon Irma karena saya memang minta ke Sari dicarikan pacar," kisah Mulyana.
Setelah mendapat nomor telepon, Mulyana mulai menghujani Irma dengan SMS bernada puitis. Begitu Irma membalas, Mulyana lantas mengajaknya bertemu di Stasiun Jatinegara. "Kebetulan Irma memang akan ke toko buku di Matraman," kata Mulyana yang mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk pertemuan itu.
KOMENTAR