Sebanyak lima peluru sempat dilepaskan perampok, beruntung Sulaiman bisa menghindar dengan menundukkan kepada di dashboard mobil Rush nopol BG 1456 MH yang dikendarainya. Namun satu peluru berhasil menembus roda depan kanan mobil Sulaiman.
Karena oleng, akhirnya mobil menabrak motor Jupiter MX BG 6367 UT milik perampok yang berada lima meter di depannya. Tragisnya hantaman itu mengakibatkan sepeda motor hancur dan dua perampok Joko Saryono (38) dan Rahmat Hidayat (31) tewas.
Joko yang membawa sepeda motor tewas ditempat kejadian, sementara Rahmat tewas dalam perjalanan ke rumah sakit setelah mendapat bogem mentah dari massa yang mengepungnya.
Sulaiman sendiri mengalami luka-luka di kepalanya, dan harus dilarikan ke RS RK Charitas. Pasalnya mobil Sulaiman yang melaju sekitar 80 km per jam ikut terguling, karena bannya sempat ditembak pelaku. Sulaiman adalah sopir pribadi H Hartono (64) pemilik PT Muara Kelingi, perusahaan pengolahan karet sekaligus pemilik uang Rp 130 juta yang dirampok Joko dan Rahmat.
Uang Berhamburan
Sulaiman yang diwawancarai Sripo saat dirawat di IGD RSRK Charitas mengungkapkan, kejadian bermula saat dia hendak mengantarkan uang Rp 130 juta milik Hartono. Uang itu rencananya akan diantarkan ke Pabrik Muara Kelingi di Gandus, sebagai pembayaran bagi tujuh orang pemasok karet.
Sulaiman baru saja keluar dari rumah Hartono di Jl Raya Bukit Sejahtera Blok EG 20 sekitar pukul 13.00. Saat itu warga baru saja keluar dari masjid selepas salat jumat. "Saya belum sempat menjalankan mobil, tiba-tiba sudah ada orang yang menodongkan senjata dan meminta saya menyerahkan uang Rp 130 juta yang saya bawa," kata Sulaiman, sambil merintih menahan sakit.
Menurut Sulaiman diduga pelaku sudah mengikutinya sejak berangkat dari kantor Muara Kelingi di Jl Jend Sudirman, sebelum ke rumah Hartono.
Diancam akan ditembak, Sulaiman lantas menyerahkan tas warna hitam berisi uang tadi dan pelaku langsung kabur. Tak mau uang majikannya hilang dibawa kabur. Sulaiman langsung mengejar dengan mobil. "Aku tidak mau uang itu hilang begitu saja tanpa perlawanan, apa alasan aku sama bos," katanya.
Hampir selama sepuluh menit kejar-kejaran berlangsung antara Sulaiman dan dua pelaku di areal jalan komplek perumahan itu. Saksi mata yang melihat bahkan sempat mengatakan mobil yang dikendarai Sulaiman sempat hampir menabrak seorang anak kecil bersepeda yang melintas. Di depan Masjid Baiturahman, Rahmat yang membawa senjata api sempat tiga kali menembak Sulaiman. "Saya mengelak, dengan menundukkan kepala di bawah dashboard mobil. Paling tidak jaraknya hanya lima meter saja" katanya.
Sekitar 100 meter dari masjid parampok yang terdesak, kembali memuntahkan satu peluru dan tetap saja meleset. Saking terdesaknya pelaku bingung, dan karena tak hafal medan mereka akhirnya terjebak di jalan masuk komplek, sehingga saat itu perampok melawan arus lalu lintas.
Rahmat akhirnya menembakkan peluru ke ban mobil. Karena melaju cepat mobil oleng dan membanting ke kanan. Tabrakan dengan sepeda motor perampok tak terhindarkan, tepat sekitar sepuluh meter dari gapura masuk komplek Polygon. Setelah menabrak motor perampok, mobil Sulaiman menabrak pohon, lalu terguling dan berhenti.
Tragis dialami dua pelaku, bentran keras membuat mereka terpelanting bersimbah darah, Joko langsung tewas di tempat dengan kepala berlubang. Uang rampokan yang dipegang Rahmat, berhamburan. Warga yang datang selain melihat peristiwa juga terpancing untuk memunguti uang pecahan seratus ribu rupiah yang berhamburan di jalan.
Polisi tiba sekitar 15 menit setelah kejadian langsung melakukan olah TKP. Senjata api laras pendek milik pelaku berhasil ditemukan. Selain itu uang hasil rampokan yang sempat dipunguti warga juga dikumpulkan. Hanya saja uang yang awalnya Rp 130 juta, hanya terkumpul Rp 73 juta.
Dipuji Kapolda
Sulaiman langsung dibawa ke RS RK Charitas untuk diobati. Saat sadar Sulaiman sempat cemas, karena dua perampok tewas. Dia takut ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. "Aku cuma berusaha mempertahankan uang itu," tegasnya.
Sementara itu Hartono pemilik uang yang dirampok saat diwawancarai Sripo ketika menjenguk Sulaiman di RS RK Charitas, mengungkapkan, tidak mempermasalahkan uangnya. "Sekarang yang saya fikirkan adalah Sulaiman bisa sehat kembali. Dia ini pemberani dan sudah seperti anak saya sendiri," katanya. Sulaiman bekerja sebagai sopir pribadi sekaligus pengawal Hartono sudah sejak tahun 1994 lalu. Pria berbadan tegap itu memang sangat dipercayai oleh Hartono.
"Soal keberanian dan kesetiaan tak bisa usah diragukan lagi," jelasnya. Hartono terus menemani Sulaiman di rumah sakit. Bahkan saat pertama kali sadar dari pingsan Hartonolah yang berada di samping Sulaiman.
Menurut Hartono, saat kejar-kejaran berlangsung dia sempat ditelepon tetangganya yang mengatakan, kenapa Sulaiman mengendarai mobil seperti orang gila. Hartono sempat heran pasalnya Sulaiman tidak pernah berbuat seperti. "Rupanya dia sedang ngejar perampok. Saya salut dengan dia," tambah Hartono.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Sisno Adiwinoto yang sempat mengunjungi Sulaiman di RS RK Charitas mengatakan, senjata pelaku yang ditemukan di lokasi jenis revolver berisi satu peluru yang siap untuk ditembakan. Namun begitu, kapolda menyakini peluru tersebut lebih dari satu dan telah digunakan untuk penembakan. "Apakah pistol itu asli atau rakitan, jajaran Polda Sumsel akan menelitinya," katanya.
Mengenai status Sulaiman, Kapolda menetapkan sebagai korban bahkan berulang kali memuji keberanian Sulaiman yang telah memberikan pelawanan bahkan melumpuhkan pelaku.
Disinggung mengenai pengamanan di kawasan kompleks Bukit Sejahtera Polygon, Kapolda menilai perlu ada penambahan bahkan personil keamanan haruslah disesuaikan dengan luas wilayah. Tidak hanya itu, Satpam Polygon diimbau untuk rajin melakukan patroli karena di siang hari sangat rawan tindak kejahatan, terlebih memasuki masa kampanye.
cr3/sin/cr2/ndr/surya
KOMENTAR