"Ada, sih, keinginan memasarkan sediri, tapi untuk saat ini kami sudah komit dengan Bu Titik."
Sudah lama pria berambut panjang ini bekerjasama dengan Titik dan Hasan yang masih ada ikatan saudara.
"Selama ini tidak ada masalah. Kami selalu bisa menyelesaikan pesanan tepat waktu."
Jakarta Hingga Malaysia
Soal tenggat, memang harus ditaati para pengrajin bordir di Tasik. Sebab, para pedagang, termasuk Titik dan Hery, tiap Minggu dan Rabu malam membawa dagangannya ke Jakarta atau ke kota-kota lain seperti Cirebon dan Yogya.
"Jadi, Senin dan Kamis pagi, kami sudah siap jualan di Jakarta," kata Titik.
Titik yang menjual mukena dengan dua motif, Aster dan Gepe, mengamini peningkatan pesanan dan penjualan menjelang Ramadhan tahun ini.
"Memang, dibanding tahun lalu, pesanan tahun ini sedikit menurun. Tahun lalu, tiga bulan menjelang puasa sudah ramai. Sekarang, sih, baru mulai ramai sebulan belakangan," imbuh Hery.
Peningkatan order, jelas Herry, bisa mencapai 100 persen, bahkan lebih.
"Kalau pastinya, tidak tentu. Yang jelas, sekali berangkat ke Jakarta, paling banyak bawa mukena, sajadah, dan tasnya, sekitar 40 kodi," tandas Hery yang selain pada Uha, juga memesan pada adiknya yang punya 30 karyawan.
Padahal, di rumahnya di bilangan Perumahan Pondok Tandala, Kawalu, Tasikmalaya, Hery juga punya 3 karyawan penjahit mukena.
Uniknya, sebagian besar mukena yang dibawa Herry ke Jakarta, merupakan pesanan dari berbagai daerah, seperti Padang, Makassar, Balikpapan, Samarinda, Lampung, bahkan Malaysia.
KOMENTAR