Nova.id - Bagaimana rasanya jika kita harus hidup sendiri di sebuah rumah yang sempit tanpa ada sanak keluarga yang menemani. Apalagi jika Anda hanyalah seorang perempuan.
Seperti yang dilansir dari Kompas.com, seorang nenek berusia 75 tahun tinggal sendirian di gubuk tua yang hanya beralaskan tanah. Namanya Mbah Karsi (75).
Mbah Karsi sapaan akrabnya, rumah kayunya yang telah usang itu hanya seluas kira-kira 4x5 meter di sebuah perkampungan di Kelurahan Tambrangan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Di dalam rumah itu, Mbah Karsi menjalani masa hidupnya sehari-hari sendirian. Mirisnya, ia hanya ditemani ayam dan kucing sebagai teman hidup. Bau kotoran ayam dan kucing pun bercampur di dalam rumah itu.
Meski demikian, Mbah Karsi merasa tidak risih dengan kondisi tersebut. Bau kotoran tercium sejak tamu berada di depan rumah. Ayam dan kucing bebas keluar masuk rumah.
Di dalam rumah, hanya ada satu kasur kusam yang diletakkan tepat di depan pintu. Di dalam ruangan itu juga digunakan sebagai dapur. Tungku dari batu bata ditumpuk dijadikan alat masaknya.
Baca juga: Perseteruan dengan Ibunda Kiswinar Masih Lanjut, Mario Teguh Rasakan Hal Tak Disangka Ini
Rumah ini juga tidak dilengkapi dengan fasilitas sanitasi. Tidak ada kamar mandi maupun saluran pembuangan air.
"Mpun (sudah) biasa mas. Ya ini ditemani kucing, kucingnya sudah empat. Pitik (ayam)nya sudah habis, sudah pada mati semua," kata Mbah Karsi saat ditemui di rumahnya pada Selasa (1/8), seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Mbah Karsi tak sanggup memperbaiki rumahnya karena ia tak punya penghasilan. Untuk menafkahi hidupnya, nenek sebatangkara itu menggantungkan bantuan dari para tetangganya. Sehari-hari, dia hanya bekerja serabutan mengupas jagung.
Baca juga: Kok Bisa, Urusan Asmara Sugiarti dan Julianto Harus Berakhir di Kantor Polisi?
Karsini (80), kakak kandung Mbah Karsi, mengatakan, adiknya hidup di gubuk itu sendirian. Ia tidak punya keturunan karena belum pernah menikah. Dia juga membenarkan bahwa adiknya memang terbiasa tidur dengan ayam dan kucing.
Rumah Mbah Karsi di Tambrangan direncanakan dibedah oleh Pemerintah Kota Semarang pada tahun ini. Rumahnya masuk dari 80 daftar rumah yang hendak dipugar. Mbah Karsi hanya berkomentar singkat.
"Ya, monggo (silakan)," katanya.
Baca juga: Jangan Takut! Lemon Tak akan Merusak Kulit Kita, Ini 3 Langkah Mudahnya
Kepala Seksi Pembangunan Kelurahan Timbrangan Mukti Pramono mengatakan, rumah Mbah Karsi masuk dalam yang daftar rumah akan dibedah. Rumah Mbah Karsi sebelumnya tak masuk rencana karena berada di lahan bukan atas miliknya sendiri.
Pihak kelurahan pun sepakat membantu menguruskan administrasi agar rumah Mbah Karsi bisa dibedah.
"Kami bantu buatkan surat bahwa yang berangkutan tinggal di sana puluhan tahun. Kalau tidak dibantu, rumahnya tak bisa dibedah," ujarnya.
Baca juga: Gaji Rekan Kerja Lebih Tinggi Padahal Jabatan Sama? Lakukan 5 Cara Ini, Nomor 3 Bikin Gaji Kita Naik
Proses perbaikan rumah tidak layak huni di Kota Semarang pada 2017 ini berjumlah 1.162 rumah.
Dari jumlah itu, 400 unit rumah di antaranya dibedah melalui dana Alokasi khusus (DAK) bantuan Pemerintah pusat.
Tiap rumah dari DAK diberi bantuan Rp 15 juta berupa bahan bangunan. Sementara sisanya, dibangun melalui sumbangan dari Bantuan Sosial Pemrov Jateng dan Pemkot Semarang. Tiap rumah sisa dari sasaran DAK mendapat bantuan Rp 10 juta plus tenaga tukang. (*)
Baca juga: 5 Jenis Diet yang Bisa Bikin Berat Badan Turun Cepat, Nomor 2 Banyak yang Berhasil
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul, “Kisah Mbah Karsi Hidup di Rumah Reyot dengan Ayam dan Kucing.”
KOMENTAR