Ia dan suaminya mengalami kerepotan dalam mengangkut produk mereka untuk diantarkan berkeliling di beberapa pasar di wilayah Klungkung sampai ke Denpasar.
(Baca juga : Tenang, 8 Kebiasaan Nakal Balita ini Hanya Sebuah Fase)
Terkadang, mereka terpaksa untuk menyewa mobil.
Kalau membawa hanya sedikit, menurutnya keuntungan berdagang hanya habis untuk ongkos dan makan di jalan.
Usaha Mulyani mulai menapaki peningkatan setelah suatu hari datang pesanan sejumlah 100 ribu uang kepeng.
Selanjutnya, Mulyani terpikir untuk menambah jumlah pekerja serta mengajukan tambahan pinjaman ke BRI.
Kini, pegawainya telah berjumlah enam orang yang tak lain saudara dan tetangganya.
Lantaran pegawai yang merangkai uang semuanya perempuan, pekerjaan ini bisa dilakukan di rumah sambil mengasuh anak.
Proses pekerjaannya sendiri cukup memakan waktu.
Ada yang dirangkai menjadi perlengkapan ibadah di pura, ada yang dibuat gantungan kunci, patung penari, dan lain sebagainya.
(Baca juga : Takut Disengat Tawon? Lakukan 6 Hal Ini Agar Terhindar
Kalau sedang tidak ada pesanan khusus, dalam sebulan Mulyani mampu memproduksi uang kepeng sekitar 80.000 keping.
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR