Tabloidnova.com - Kuliner Indonesia, menurut budayawan JJ Rizal, sebenarnya telah melewati sejarah yang sangat panjang.
Sebagai contoh, Rizal mengungkapkan, pada relief Candi Prambanan di Jawa Tengah, sejumlah nama atau istilah gastronomi dari kuliner Indonesia yang dikenal saat ini terpahat di sana.
"Di antaranya pindang, gulay-gulay (gulai), hasem-haseman (asem-asem), lawar-lawaran (lawar), dan bakasem yang tersebut dalam Kakawin Ramayana pada relief Candi Prambanan. Istilah kuliner juga mengenal rajamansa atau rajamongso, yakni makanan raja-raja. Di antaranya tuak siddhu, badawang, baning, wdus gunting, karung mati ring, karung pulih, gantungan, asu tugel, taluwah, yang semua itu sudah ada sejak abad ke-9 atau tahun 800-an Masehi di tanah Jawa," papar Rizal.
Sayangnya, menurut Rizal, dari semua istilah kuliner yang merupakan makanan khas para raja atau keluarga kerajaan di Tanah Jawa ini tak ada bekasnya alias tak terdokumentasikan. "Bisa jadi akibat peperangan antara kerajaan satu dan kerajaan lain di masa lalu, sehingga resep asli makanan para raja dan keluarga kerajan tidak dapat terdokumentasikan dengan baik," imbuhnya.
Akan tetapi, makanan rakyat jelata lah yang justru dapat terdokumentasikan dengan baik hingga saat ini. Bahkan, kata Rizal, makanan rakyat jelata ini yang dibawa oleh para babu (pembantu rumah tangga) di zaman dahulu masuk ke dalam rumah raja-raja.
"Sehingga, ketika dicari akarnya, makanan raja-raja dan keluarga priyayi yang terdokumentasikan saat ini justru berasal dari ragam resep kuliner yang disantap rakyat jelata, yang masuk ke keluarga kerajaan atau priyayi, dan dihidangkan di dalam istana raja-raja," papar Rizal lagi.
(Baca: Ternyata, Buku Resep Makanan Asli Indonesia Disusun Pertama Kali oleh R.A. Kartini)
Salah seorang perempuan keturunan ningrat atau berasal dari kerajaan di Tanah Jawa, kata Rizal, yang mendokumentasikan resep-resep kuliner yang kerap disajikan di dalam istana kerajaan adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia, yakni R.A. Kartini.
"Tidak banyak yang tahu bahwa Raden Ajeng Kartini adalah seorang ningrat yang rajin menuliskan resep-resep masakan khas yang kerap disajikan di dalam istana, yang sebenarnya ia dapatkan dari para babunya yang berasal dari rakyat jelata."
Intan Y. Septiani
KOMENTAR