Inilah mengapa dalam salah satu proses adopsi, perlu dipastikan jika orangtua memiliki prospektif yang jelas sehingga cocok menjadi orangtua sang anak (yang diadopsi). Dan, pasca adopsi, orangtua dapat merasa mereka bukan orantua super seperti yang diharapkan. Hal ini juga diketahui oleh US Administration for Children dan Families (lembaga regulasi adopsi Amerika).
Gejala Sindrom
Beberapa kondisi yang dikenali dari depresi pasca adopsi, diantaranya:
· Kehilangan minat berada di sekitar orang lain
· Kerap berkaca-kaca (bahkan menitikkan air mata)
· Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan
· Kelelahan atau kehilangan energi
· Sulit tidur atau mengalami peningkatan kebutuhan tidur
· Perubahan berat badan signifikan
· Rasa bersalah berlebihan
· Merasa tidakberdaya
· Merasa tidak berharga
· Merasa putus asa
· Kehilangan kesuka citaan
· Iritabilitas
· Berpikir tentang kematian atau bunuh diri berulang kali
Kendati anak adopsi dapat tumbuh tak ubahnya anak sendiri, orangtua dengan depresi pasca adopsi dapat merasa suatu berbeda. Hingga suatu saat, Anda dapat terserang rasa panik mendadak. Ini akan menjadi lebih buruk ketika sedang sendiri di rumah bersama sang anak. Anda mulai berpikir, bagaimana bisa melakukannya (menjadi orangtua). Kemudian akan berkembang merasa tidak layak menjadi orangtua dan mulai tak yakin menginginkan anak adopsi.
Menurut suvai tentang depresi post adopsi yang dilakukan oleh Eastern European Adoption Coalition tahun 1999 menunjukkan, 65% ibu yang mengadopsi anak mengalami PADS.
Kondisi ini sebaiknya ditangani oleh seorang konselor atau psikolog untuk menemukan pokok permasalahan dan menyelesaikannya dalam beberapa kali terapi psikis.
Laili/ dari berbagai sumber
KOMENTAR