"Tantangan dan kompetisi dari tahun ke tahun juga semakin hebat. Para Ibu harus bisa mengemas sisi pandang yang tetap optimis dan tak kehilangan keceriaan," ungkap Dra. Rieny Hasan, psikolog yangg juga konsultan rubrik psikologi tabloid NOVA.
Belum lagi komplesitas peran wanita dalam keseharian. Membuat kaum Ibu perlu benar-benar meningkatkan kewaspadaan akan kekurangan masa lalu sembari menyeimbangkan peran sebagai ibu, istri juga anggota suatu organisasi dan komunitas.
Tantangan Ibu Bekerja
Perempuan bekerja ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan. "Paling sedikit, ibu harus tetap positif dan meletakkan keutamaan keluarga dalam banyak hal," ujar Rieny.
Pada sebuah contoh, ketika wanita mengorbankan kepentingan karir (misal, promosi, salary, maupun mutasi yang dapat memisahkan dirinya dari keluarga), Rieny menekankan agar hal ini dijadikan kemandirian pribadi. "Akan lebih hebat, jika pilihan ini tidak dijadikan senjata saat berkonflik dengan suami. Begitu Ibu telah membuat keputusan, itu merupakan penanda kemandirian dalam berkehendak," ujar Rieny mengingatkan.
Keputusan mandiri yang dimaksud adalah mendasarkan keputusan sebagai prioritas utama dalam hidup. Apapun yang telah diputuskan merupakan pilihan yang harus dijalani.
Pelihara Komunikasi
Tanpa disadari, Ibu mungkin kerap melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan cerminan kurangnya cara berpikir positif. "Jangan sekali-kali bertanya,'bapak sedang apa di sana'. Ini bukanlah pertanyaan yang baik," saran Rieny. Pertanyaan yang bersifat memojokkan dan kurang memahami pasangan bisa saja menjadi pemicu masalah-masalah baru dalam pernikahan.
Menjembatani komunikasi yang dirasa jauh ini, Rieny menyarankan para Ibu memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membuat yang jauh menjadi dekat. "Tapi teknologi juga bisa membuat yang dekat menjadi jauh juga lho Bu," ujar Rieny sedikit menyentil kebiasaan beberapa orang terlalu sibuk dengan gadget dan melupakan kualitas waktu bersama.
Mengatasi dampak negatif teknologi, Rieny menyarankan adanya kesepakatan agar pasangan suami-istri mengembangkan gaya waktu bersama atau aturan main saat bersama pasangan. "Bisa saja menyepakati, kalau jalan bersama BB harus di-silent sehingga waktu berkomunikasi dengan pasangan tetap terjalin baik," saran Rieny.
Tingkatkan Daya Juang
Tekadkan dalam hati agar di tahun 2013 nanti, Ibu memiliki daya juang yang tinggi. "Ingat, tantangan di masa depan akan semakin kompleks," ujar Rieny menyemangati.
Kendati masih banyak kekurangan yang dirasa, jangan jadikan kekurangan tersebut sebagai beban atau penghambat Ibu melaju ke depan. Justru jadikan ini sebagai koreksi agar bisa menjadi lebih baik.
Jangan mudah menyerah oleh masalah-masalah yang datang menghadang. "Masalah-masalah akan selalu ada dalam kehidupan," ungkap Rieny sembari memaparkan filosofi burung gagak.
Burung gagak yang dapat bertahan hidup hingga 30 tahun akan memiliki tantangan besar ketika telah mencapai usia tertentu. Gagak yang semakin tua akan memiliki paruh yang memanjang dan bulu yang semakin tebal. Dengannya, akan membuat sang Gagak sulit makan dan terbang. Pilihannya adalah tetap hidup atau bersiap meninggalkan dunia. Jika ingin bertahan hidup, burung Gagak harus mencabuti bulunya dan menatapkan paruh pada batu karang agar menjadi tajam kembali. "Prosesnya memang menyakitkan tapi jika ingin hidup lebih panjang memang ada upaya yang harus dilakukan," tutur Rieny.
Pelajaran dari burung Gagak ini memberi pesan, masalah-masalah yang ada bermanfaat untuk mendewasakan diri. Baik permasalahan dalam hidup, rencana di masa lalu, rencana di masa depan maupun dalam rumah tangga.
Tutup Buku
Jadikan momen akhir tahun 2012 ini sebagai penanda. "Akhir tahun boleh jadi merupakan momen tutup buku dan buka lembaran baru dengan optimisme," ujar Rieny.
Lebih lanjut, Rieny mengingatkan para Ibu agar tetap rendah hati dan menikmati hidup.
Laili
KOMENTAR