Kabarnya, sepanjang usia Radio Prambors, Jakarta, Anda adalah General Manager (GM) yang termuda?
Betul. Sebelumnya, yang paling muda usia 30-an. Tentu posisi ini merupakan tantangan bagi saya. Apalagi, selama ini Prambors sudah lama dikenal masyarakat sebagai radio dengan pasar remaja yang sudah mapan.
Wah, tentu menarik mendengar cerita perjalanan karier Anda.
Saya alumni Hubungan Internasional (HI), Universitas Moestopo, Jakarta. Saya masuk HI karena tertarik relation-nya. Bidang pekerjaan apa pun, relation itu penting. Lulus tahun 2002, saya bekerja di Sport Magazine. Selama dua tahun sampai 2004, saya menjadi staf promosi. Ini termasuk departemen strategis karena saya menjadi lini pertama untuk bertemu orang. Saya banyak belajar dari situ.
Oktober 2004, saya masuk Prambors, Jakarta, juga di divisi promosi. Saya anggap tantangan besar, masuk di radio remaja yang termasuk terdepan dan punya jaringan yang lebih luas. Pasti bekerja di perusahaan yang establish, punya kesempatan belajar lebih besar. Memang betul, selain tempat kerja, Radio Prambors juga tempat saya menimba ilmu.
Anda tampak sangat menikmati pekerjaan?
Kerja di mana pun rasanya memang harus seperti itu. Itu sebabnya, karier saya cukup bagus. Sampai tahun 2006, saya dipercaya menjadi promotion manager untuk tiga radio, yaitu Prambors, Delta, dan Female (tiga radio ini berada dalam satu grup usaha, Red.). Alhamdulillah, perjalanan karier saya on track. Membina relasi, belajar ilmu marketing, dan memegang 3 media yang pasarnya berbeda.
Bagaimana Anda menangani tiga radio yang berbeda segmennya?
Saya harus bergaul di semua market itu. Pendengar Prambors, kan, usianya 15 - 25 tahun, kemudian Female 25-35 tahun, dan Delta 35 tahun ke atas. Itu sangat berbeda. Ketika di Prambors, saya harus bicara dengan gaya anak muda, lalu saat bertemu dengan pendengar Female, saya berkomunikasi dengan ibu-ibu arisan, kebetulan ada acara, namanya Female Business Club. Beda lagi dengan pasar Delta yang lebih managerial.
Banyak cerita menarik ketika bertemu dengan relasi?
Tentu saja. Masing-masing kegiatan punya karakter sangat berbeda. Untuk radio Female, ada acara arisan ibu-ibu, Delta aktivitas seminar, dan Prambors bertemu dengan komunitas remaja. Acaranya sungguh seru. Misalnya saja, ketika bertemu dengan ibu-ibu pendengar Female, saya mendengar cerita mereka tentang tas dan fashion. Saya, sih, iya-iya saja dan berlagak sok tahu.
Namun, usai meeting, saya browsing untuk mencari tahu, apa yang sebenarnya mereka bicarakan. Nah, ketika bertemu lagi, saya makin paham apa yang mereka perbincangkan. Saya pun bisa menimpali.
Pertemuan seperti ini sering sekali saya lakukan. Saat bertemu mereka, penampilan saya pun bisa berbeda-beda. Bertemu dengan remaja, saya cukup pakai kaus. Tapi, ketika bertemu dengan pendengar Delta, saya mesti pakai jas. Semua kegiatan ini tentu saya lakukan bersama tim, untuk menarik pendengar.
Lantas?
Tahun 2006 - 2009 saya diangkat menjadi asisten manajer khusus untuk radio Prambors saja. Nah, mulai Januari kemarin, saya menjadi GM, jabatan tertinggi di radio Prambors.
Ketika menjadi GM radio Prambors, apa yang Anda lakukan?
Saya sangat menyadari persaingan dunia radio sangat ketat. Hari ini, persaingan bukan hanya antara radio A dan B, tapi dengan media lain. Mal, menjadi salah satu ancaman kami. Anak-anak muda, kan, doyan main ke mal. Ketika mereka main ke mal, berarti waktu mereka dengar radio berkurang.
Begitu pula dengan keadaan sekarang, ketika pengguna internet makin tinggi. Di sini, kami harus punya sistem untuk mengetahui keinginan pasar. Caranya dengan mengadakan survei untuk mengetahui langsung keinginan mereka.
Agar dekat dengan pasar, kami bikin acara di mal yang dikunjungi banyak anak muda. Kami harus survei dan selalu mengendus lokasi mangkalnya anak muda ini. Sering lho tren mereka berubah-ubah. Suatu saat di Citos, lalu Pondok Indah, dan seterusnya. Tiap malam minggu kami datang ke tempat mereka nongkrong. Saya selalu menekankan tim Prambors untuk selalu mengendus segala aktivitas mereka. Semua harus punya sense mengenali pasar.
Selain itu, anak-anak sekolah juga jadi sasaran target pasar kami. Itu sebabnya, kami sering bekerja sama dengan pihak sekolah menyelenggarakan berbagai acara.
(Bersambung)
Henry Ismono
KOMENTAR