Minum air yang cukup akan membantu menyelamatkan ginjal. Oleh karena itu, The European Food Safety Agency (EFSA) pun menganjurkan minum air minimal 2 liter sehari atau delapan gelas sehari. "Air bisa mengurangi konsentrasi garam dan mineral dalam tubuh," jelas Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH.
Akan tetapi, orang berusia di bawah 60 tahun membutuhkan air sebanyak 2 - 3 liter per hari. "Tapi, jika fungsi ginjal menurun di atas usia 60 tahun, jangan minum terlalu banyak. Maksimal 1,5 liter per 24 jam karena natrium dalam darah akan menurun sehingga seseorang akan mudah jatuh dan kakinya pun patah."
Selain mengonsumsi air, vitalitas ginjal juga bisa dijaga dengan beraktivitas, menjaga kestabilan kadar gula darah dan tekanan darah, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga berat badan. "Selain itu, tidak merokok, tidak mengonsumsi obat sembarangan, dan memeriksa fungsi ginjal apabila terdapat salah satu faktor risiko," papar dr. Dharmeizar, SpPD-KGH., dalam seminar "Hari Ginjal Sedunia".
Jika kita lalai, Penyakit Ginjal Kronik (PGK) bisa menghinggapi. Penyakit ini pun terjadi perlahan-lahan, tanpa gejala, tapi tidak pernah bisa kembali normal. "Di stadium tahap akhir, penderita memerlukan terapi pengganti ginjal seperti cuci darah atau hemodialisis, cuci darah dari perut, dan transplantasi ginjal," kata Dharmeizar. Biayanya, tentu saja mahal. "Jika dilakukan hemodialisis 2 kali seminggu, 5 jam per sesi, biayanya mencapai Rp 50 juta sampai Rp 80 juta. Begitu juga biaya cuci darah dari perut per tahun Rp 50 juta sampai Rp 75 juta. Sementara transplantasi ginjal mencapai Rp 250 juta sampai Rp 350 juta."
Noverita K. Waldan
KOMENTAR