Usai tsunami, apa kegiatan yang Anda berdua lakukan?
Iwan: Sempat vakum. Sampai akhirnya terjadi gempa dahsyat di Yogyakarta dan sekitarnya. Kala itu ada beberapa teman menelepon, "Iwan, mana kausmu?" Saya membatin, ternyata banyak yang sadar kaus bisa jadi sarana membantu dan sekaligus berekspresi. Akhirnya saya bikin lagi.
Indah: Setengah jam kemudian, saya membuat desain kaus bertuliskan "Eling Sedulur" yang artinya Ingat Saudara. Saya langsung sablon kaus berbagai ukuran. Kawan-kawan yang membantu untuk Aceh, kembali jadi relawan menjual kaus. Hanya dalam hitungan hari terkumpul dana yang besar.
Iwan: Karena jarak Jakarta-Yogyakarta relatif dekat, saya, Indah, dan kawan-kawan ikut turun ke salah satu desa di Yogyakarta. Separoh dana untuk pembangunan SD yang rusak, separuh lagi membeli berbagai peralatan yang warga butuhkan. Saat kami tanya, mereka butuh mulai dari panci, ember, alat masak sampai pakaian dalam perempuan.
KOMENTAR