Bagaimana Anda bisa sampai di Gedung Putih?
Aku dan Maya Soetoro, yang kemudian kuketahui adik tiri Presiden AS Barack Obama, adalah teman dekat. Dulu, kami sama-sama menghabiskan masa remaja di Yogyakarta. Namun menjelang dewasa, ketika kami mulai sibuk dengan kehidupan masing-masing, kami kehilangan kontak. Suatu hari, saat aku sedang menyeterika pakaian di apartemenku (di Amerika), aku menonton televisi yang menayangkan profil Barack Obama dan keluarganya. Di situ aku seperti melihat sosok perempuan yang aku kenal. Ternyata benar, wanita itu adalah Maya sahabatku. Dari situlah aku mulai mencari nomor kontaknya dan setelah dapat kami pun memutuskan untuk bertemu di Hawaii (Maya bekerja di sebuah sekolah puteri di sana).
Setelah beberapa kali pertemuan, kukatakan kalau aku akan senang sekali menjadi make up stylist-nya pada saat acara pelantikan abangnya sebagai Presiden AS di Gedung Putih nanti. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Maya ternyata menyambut tawaran itu dengan senang hati.
Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan saat berada di sana?
Di sana aku mendapatkan kartu akses untuk bisa masuk ke semua area di Gedung Putih dan Blair House, tentunya dengan pelayanan yang juga VVIP. Tapi yang lebih mengagumkan, aku bisa bertemu dan berbicara langsung dengan Obama dan keluarganya. Obama juga sempat memujiku karena merasa puas dengan riasanku untuk Maya. "Amron, Thank you for making my sister beautiful!" kata Obama.
Saya sangat berterima kasih kepada Maya karena sudah memberikan kesempatan ini kepada saya. Sembilan hari di sana, saya sungguh mendapatkan pengalaman yang luar biasa! Saya bisa menjadi satu-satunya orang Indonesia yang berada di Gedung Putih saat Obama dilantik. Juga buat ketiga desainer Indonesia, Dwi Iskandar, Afif Syakur, dan Ardiyanto, yang sudah sponsorin pakaian saya saat berada di sana. Ha ha ha.
Setelah merias Maya Soetoro, katanya Anda juga merias Julia Roberts di filmnya yang berjudul Eat, Pray, Love?
Oh, tidak. Ketika aku ditelepon seorang kru film itu untuk ikut kasting di Bali, aku juga disarankan membawa perlengkapan make up-ku. Katanya, siapa tahu aku terpilih jadi make up artist-nya Julia, katanya. Ternyata, sesampainya di sana Julia sudah memilih perias sendiri. Alhasil, aku cuma ikutan kasting saja. Tapi aku beruntung karena akhirnya bisa dapat peran kecil (extra) di sana. Dari 20 scene yang ada, finally mungkin hanya akan ada 4 line-ku yang diambil. Tapi lumayanlah, di line itu ada aku yang sedang bersama dengan Julia. Saya berperan sebagai apa? Lihat saja filmnya nanti, ya. He he he.
KOMENTAR