17 Berpuasa atau tidak makan juga bisa memicu sakit kepala. Pasalnya, pada saat seseorang sedang berpuasa, kadar gula darahnya bisa menjadi sangat rendah. Namun, faktor lain juga bisa memicu sakit kepala, misalnya polusi, suara bising, asap, kilatan lampu, atau jenis makanan tertentu.
18 Sekalipun sebagian besar sakit kepala sangat tidak nyaman dan "melumpuhkan", namun kebanyakan tidak berbahaya. Bahkan, sebagian besar sakit kepala dapat diatasi obat-obatan OTC atau dengan sekedar beristirahat di kamar yang gelap dan tenang.
19 Perempuan perokok dan yang menggunakan pil KB estrogen memiliki risiko lebih besar terkena stroke. Oleh karena itu, pil KB non-estrogen juga dipercaya akan menurunkan frekuensi sakit kepala yang acap dialami.
20 Gaya hidup memiliki peranan besar untuk mencegah sakit kepala. Jika Anda tidak merokok, tidak meminum alkohol, tidur cukup dan berkualitas, memiliki pola makan seimbang dan rajin berolahraga, Anda akan terbebas dari sakit kepala. Tentu saja sakit kepala tetap akan muncul bila Anda memang punya masalah kesehatan.
21 Sakit kepala usai menyantap es krim ternyata bukan mitos. Penyebabnya adalah pembuluh darah yang tegang akibat suhu dingin es krim. Ketegangan ini akan mengganggu aliran darah dan menyebabkan pembuluh darah membengkak.
22 Jenis makanan dan minuman tertentu juga bisa memicu migrain pada orang-orang tertentu. Sebut saja, kopi, cokelat, keju, daging merah, kacang-kacangan, makanan yang mengandung MSG, alkohol, dan sebagainya. Tentu saja, masing-masing orang memiliki respons yang berbeda-beda terhadap jenis makanan dan minuman tadi.
23 Anak-anak bisa mengalami sakit kepala. Beberapa anak bahkan mengalami sakit kepala sebelum berusia 10 tahun.
24 Sebelum pubertas, sakit kepala lebih banyak dialami anak laki-laki. Akan tetapi, ketika beranjak dewasa, perempuan lebih banyak mengalami sakit kepala. Hal ini berkaitan dengan faktor hormonal. Alhasil, perempuan dewasa mengalami sakit kepala empat kali lebih banyak dibandingkan pria dewasa.
25 Berapa persen risiko anak terkena migrain? Jika salah satu orangtua anak menderita migrain, maka risiko anak menderita migrain adalah 50 persen. Jika kedua orangtuanya penderita migrain, risiko meningkat menjadi 75 persen.
Makanan Pereda Migrain
Menurut The Headache Clinic, Migraine Research Institute, banyak penderita migrain beralih dari pengobatan medis ke pengobatan alternatif karena dianggap lebih aman. Penelitian terbaru juga menemukan bahwa terdapat beberapa jenis makanan yang dapat digunakan untuk mengatasi migrain. Berikut beberapa di antaranya:
Brokoli
KOMENTAR