Biasanya, selepas menyantap menu makan siang, Mela (29) tak pernah absen menikmati rujak mangga muda. Sayangnya, selama hampir seminggu ini, ia harus berhenti menyantapnya. Setiap kali, ia mengigit mangga segar yang asam, giginya ngilu tak tertahankan. Begitu pula saat ia meneguk air dingin selepas berpeluh keringat menempuh perjalanan ke kantornya. Tanpa disadari, Mela sebenarnya mengidap gigi sensitif.
Saat ini, problem gigi sensitif lebih banyak ditemui di usia produktif yaitu usia 25 - 30 tahun. Sayangnya, banyak orang yang menganggap gigi sensitif sebagai hal sepele. Sehingga jangankan memeriksakan gigi ke dokter gigi, memakai pasta gigi khusus gigi sensitif pun terbilang masih sedikit.
Padahal menurut survei kolaborasi antara Pepsodent, Synovate, dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran tahun 2010, lebih dari separuh penduduk Indonesia memiliki gigi sensitif. Selain mengganggu kenyamanan sehari-hari, membiarkan gigi sensitif akan membuat gigi bisa mati.
Dentin Terbuka
Ditemui di peluncuran pasta gigi Pepsodent Sensitive Expert, Drg. Hari Sunarto Sp.Perio(K)., menuturkan bahwa istilah gigi sensitif atau dentine hypersensitivity digunakan untuk menunjukkan rasa nyeri yang timbul akibat terbukanya dentin sebuah lapisan di bawah email.
"Dentin mempunyai saluran yang menghubungkannya dengan ruang saraf gigi. Dengan terbukanya dentin maka rangsangan dari makanan atau minuman akan menyebabkan nyeri," jelas Ketua Ikatan Periodontologi Indonesia (IPERI) Komisariat Jakarta ini.
Ternyata, kebanyakan kasus gigi sensitif bermula dari cara menyikat gigi yang salah dan penggunaan sikat gigi berbulu keras. Jika Anda kerap melakukan kebiasaan ini, email gigi bisa terkikis hingga membuka dentin dan menyebabkan penurunan gusi. "Kuncinya, kurangi tekanan berlebih saat menggosok gigi," saran Hari.
Penyakit gusi (gingivitis) yang merupakan masalah kedua terbesar dalam kesehatan gigi dan mulut di Indonesia juga bisa menyebabkan gigi sensitif. Sebut saja radang gusi yang menyebabkan gusi kehilangan jaringan pelindung. Alhasil, permukaan akar gigi terbuka dan segala sensasi yang dirasakan langsung menuju saraf gigi.
Begitu juga dengan gigi patah, sompek, berlubang, hingga tambalan gigi yang rusak. Sela-sela gigi akan menjadi sarang bakteri yang terbentuk dari plak. Lambat laun, peradangan pun bisa terjadi. "Untuk mengatasinya, hilangkan plak penyebab penyakit gusi," ujar Hari.
Penggunaan obat kumur mulut yang mengandung asam juga bisa memperparah gigi sensitif. Terutama, jika dentin gigi sudah terekspos. Kebiasaan menggemeretakkan gigi dan mengonsumsi makanan yang asam juga tak pelak menyebabkan gigi sensitif.
Makanan & Minuman
Gigi sensitif menimbulkan rasa ngilu atau nyeri. Biasanya, hal ini dirangsang oleh makanan dan minuman. Pertama, makanan atau minuman yang bersuhu dingin atau panas. Kedua, dari sisi kimiawi yaitu makanan atau minuman yang memiliki rasa manis atau asam.
Oleh karena itu, hindari makanan atau minuman yang termasuk ke dalam kategori tadi. Jika Anda bersikeras menyantapnya, lambat laun email gigi akan makin rusak. Bahkan, menyikat gigi pun terasa menyakitkan. Selain itu, ngilu pada gigi sensitif juga timbul karena angin yang "menerpa" gigi.
Tiga Langkah
Sebenarnya mengatasi gigi sensitif bisa dilakukan dari rumah. Pertama, pakailah pasta gigi khusus gigi sensitif. Pilih pasta gigi yang memiliki kandungan pottasium citrate. Gunanya, untuk menghalangi rangsang dari luar masuk ke saraf gigi.
Pastikan juga pasta gigi memiliki flouride dan mengandung calcium dan Sodium Monofluorophosphate untuk menguatkan lapisan email gigi. Nah, akan lebih baik jika pasta gigi khusus memiliki zinc citrate yang akan mencegah radang gusi. Yang pasti, jangan berhenti menggunakan pasta gigi khusus saat ngilu sudah tak terasa.
Langkah kedua, sikatlah gigi dengan benar. Gunakan sikat gigi yang lembut dan gosok dengan gerakan memutar. Jangan lupa, lakukan pelan-pelan saja selama dua menit. Jika Anda menyantap makanan atau minuman yang bisa memicu gigi sensitif, gosok gigi 20 menit setelah selesai makan atau minum.
Ketiga, kontrol plak dengan menyikat gigi dan membersihkannya ke dokter gigi. Tujuannya, "Supaya dapat mencegah perkembangan bakteri sehigga mencegah radang gusi," ujar Hari.
Akan tetapi, apabila sudah terdapat kerusakan tulang (periodontitis), Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter gigi. "Agar bisa dilakukan terapi sedini mungkin sehingga tidak perlu dilakukan tindakan bedah," pungkas Hari.
Gusi Sehat
Jika diibaratkan, gusi yang sehat terlihat seperti kulit jeruk. Ciri-ciri lain gusi sehat antara lain:
- Pink berpigmen, dan konsistensinya kenyal.
- Tidak ada perdarahan saat menggosok gigi dan tidak ada tanda-tanda keradangan.
- Tepi gusi terletak di atas batas dentin dan email.
Fakta
- Meski 65 persen masyarakat Indonesia memiliki gigi sensitif, setengahnya tidak melakukan tindakan apa pun untuk menanggulanginya.
- Hanya 6 persen yang menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif.
- Sebanyak 19 persen sudah memeriksakan diri ke dokter gigi.
Astrid Isnawati
KOMENTAR