Berolahraga memungkinkan kita mempertahankan kekuatan otot, koordinasi, dan keseimbangan, yang pada gilirannya membantu mencegah jatuh dan patah tulang. Hal ini penting terutama untuk orang yang telah didiagnosis osteoporosis.
Latihan Beban
Salah satu latihan terbaik untuk tulang adalah latihan beban yang memaksa Anda melawan gravitasi. Latihan beban tidak identik dengan mengangkat beban saja, tapi juga bisa berjalan, hiking, jogging, naik tangga, tenis, dan menari. Contoh lainnya, berenang dan bersepeda.
Menurut Surgeon General, untuk mendapatkan hasil yang optimal, berolahragalah minimal 30 menit setiap hari. Jika Anda memiliki osteoporosis, tanyakan kepada dokter kegiatan apa yang aman untuk Anda.
Jika Anda memiliki massa tulang yang rendah, para ahli menyarankan, agar Anda melindungi tulang dengan menghindari latihan atau kegiatan yang fleksibel, membungkuk, memutar, atau risiko tinggi patah tulang. Ingat, olahraga hanya satu bagian dari pencegahan osteoporosis atau program pengobatan. Seperti mengkonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D, olahraga juga membantu menguatkan tulang pada usia berapa pun.
Tapi ada beberapa hal dari penyebab osteoporosis yang tidak dapat dicegah dengan olahraga dan makanan. Misalnya saja, kondisi medis, menopause, atau pilihan gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Oleh karenanya, mulailah menerapkan gaya hidup sehat dari sekarang.
Tips Olahraga bagi Penderita Osteoporosis
1. Jika Anda memiliki masalah kesehatan, seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, atau berusia senja, konsultasikan dengan dokter program olahraga apa yang tepat untuk Anda.
2. Di awal latihan, Anda mungkin merasakan nyeri otot di beberapa bagian tubuh. Tapi biasanya ini tidak berlangsung lebih dari 48 jam. Namun jika sakitnya tak kunjung reda dan membuat Anda semakin tidak nyaman, hentikan latihan dan periksakan ke dokter.
3. Berkonsultasi dengan seorang spesialis untuk mempelajari perkembangan olahraga yang tepat, bagaimana untuk meregangkan dan memperkuat otot-otot dengan aman, dan bagaimana memperbaiki kebiasaan sikap tubuh yang buruk.
4. Seorang spesialis olahraga harus memiliki gelar dalam fisiologi olahraga, pendidikan jasmani, terapi fisik, atau spesialisasi yang sama. Pastikan untuk bertanya apakah ia akrab dengan kebutuhan khusus dari orang-orang dengan osteoporosis.
Ester Sondang
KOMENTAR