4. Akses Transportasi
Bagi yang masih mengandalkan kendaraan umum, tentunya akses transportasi menjadi hal penting. Perhatikan bagaimana sarana kendaraan umum yang melewati kompleks; adakah bus, angkutan kota, dan sebagainya. Di perumahan sebaiknya tersedia ojek atau becak sebagai alat transportasi dari jalan raya ke dalam perumahan.
TELITI DEVELOPERNYA
Panangian menambahkan, para calon pembeli rumah juga mesti menyelidiki siapa pengembang perumahan yang diminatinya. Betulkah mereka bisa dipercaya. "Di zaman sekarang banyak pengembang yang tak menepati janji. Mereka sudah terima uang dari calon pembeli tapi rumahnya belum dibangun juga sampai berbulan-bulan lamanya," ungkap Direktur Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI).
Salah satu caranya adalah dengan cara bertanya apakah pengembang tersebut sebelumnya telah memiliki proyek membangun perumahan. Kita bisa melihat dan menilai sendiri apakah proyek yang disebutnya relatif berhasil atau tidak. Hal ini bisa ditelusuri dengan cara menanyai orang-orang yang tinggal di lokasi perumahan tersebut.
Selain memilih pengembang perumahan yang sudah memiliki reputasi baik, jangan lupa mempertanyakan surat-surat atau akta perjanjian jual beli yang dapat dipertanggungjawabkan. "Perhatikan apakah proses pembangunan rumah dan sebagainya sesuai dengan yang dijanjikan dalam akta jual beli.
Masalahnya, kadang uang kita sudah masuk, developer tak membangun rumah, surat-surat juga tidak ada. Jadinya uang kita dibawa kabur."
Hal penting yang jangan sampai luput adalah memeriksa keabsahan akta tanah tersebut ke BPN (Badan Pertanahan Nasional). Siapa tahu, tanah yang di atasnya hendak dibangun perumahan adalah tanah dalam sengketa. Tak sedikit kejadian, calon pembeli sudah membayar uang muka tapi setelah dicek ternyata ada permasalahan soal status tanah.
Jadi, memang jangan sembarangan apalagi seperti membeli kucing dalam karung. Bisa-bisa, menyesal di kemudian hari!
Hilman
KOMENTAR