Tabloidnova.com - Malang nian nasib Alan Barnes (67). Seorang pensiunan tua asal Inggris bertubuh kecil, cacat, dan berkepala botak ini baru saja dirampok dan dianiaya oleh sekelompok orang saat ia baru saja akan keluar dari rumahnya.
Sang perampok yang mengobrak-abrik rumah Alan rupanya tak menemukan harta benda apa pun di rumah sang pensiunan itu. Hingga akhirnya Alan lah yang menjadi korban penganiayaan para perampok yang tak berhasil membawa harta rampasan.
Akibat penganiayaan yang dialaminya, Alan pun harus menderita patah tulang pada leher dan syok berat lantaran takut untuk kembali ke rumahnya setelah menjadi sasaran perampokan dan penganiayaan yang terjadi pada awal pekan ini.
Akan tetapi Dewi Fortuna tampaknya masih berpihak kepada pria tua ini. Setelah membaca berita di situs mirror.co.uk, seorang ibu satu anak bernama Katie Cutler (21) merasa sangat terenyuh dengan kisah yang dialami Alan hingga tergerak hatinya untuk membantu Alan keluar dari masalahnya.
Dengan hati yang tulus, Katie langsung membuat sebuah laman di blog-nya untuk menggalang dana demi membantu Alan agar dapat pindah dari rumah lamanya ke rumah baru, dan melanjutkan hidup sebagai manusia yang lebih dihargai di lingkungan baru.
Semula, Katie hanya berharap dapat mengumpulkan sebanyak 500 poundsterling dalam 1-2 hari masa penggalangan dana. Namun yang terjadi justru di luar harapan Katie. Dalam waktu hanya dua hari, hingga Rabu (4/2) lalu, Katie telah berhasil menggalang dana hingga 260 ribu poundsterling.
Setelah uang itu terkumpul dan Katie menutup masa penggalangan dana, ia pun bertemu dengan Alan dan menyerahkan uang yang berhasil digalangnya dari berbagai kalangan berjumlah 17 ribu orang yang tak ia kenal. Dan saat bertemu Alan, Katie pun menangis penuh haru, begitu pula dengan Alan.
Menurut Alan, ia akan langsung menggunakan uang itu untuk membeli rumah baru demi mengamankan masa depannya dan menabung sisanya. "Saya tak tahu harus berkata apa lagi. Kata terima kasih saja rasanya tidak cukup," ujar Alan penuh haru seraya menyerahkan bunga kepada Katie.
Selama ini Alan hidup seorang diri di kawasan Gateshead, namun selama masa pemulihan pasca perampokan dan penganiayaan ia tinggal bersama adiknya, Carol di Newcastle. Di rumah adiknya inilah Alan bertemu Katie untuk pertama kalinya.
Alan adalah seorang pemeluk agama yang taat dan telah menghabiskan hidupnya untuk membantu anak-anak muda dengan melakukan kerja sukarela di Gereja Methodist di Gateshead, serta pusat-pusat komunitas di daerah lain. Kendati tubuhnya cacat, tak bisa berkembang lantaran sang ibu terkena campak Jerman saat mengandungnya, namun Alan merupakan seorang ahli matematika.
Katie berkata, sambil mengusap air matanya, "Saya yakin sekali, Alan adalah sosok pria yang tidak mungkin menyakiti orang lain. Maka saya dengan tulus membantunya, dan saat bertemu dengannya, saya rasa dia adalah manusia yang terlalu baik yang pernah saya temui."
Menurut Katie, kendati penggalangan dana yang digagasnya sudah ditutup, namun ia mengaku masih tetap menerima kontak dari orang-orang yang ingin membantu Alan. Bahkan, kata Katie, "Ada sumbangan dari Arab Saudi pagi ini, juga dari Australia dan Selandia Baru yang juga telah saya hubungkan kepada Alan."
Katie mengatakan, "Begitu dahsyatnya efek dari internet. Ini benar-benar menakjubkan dan saya tidak pernah menyangka respons orang-orang akan sebesar ini. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang sudah ikut membantu Alan."
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com
SUMBER: MIRROR
KOMENTAR