Kesulitan tidur.
Sering bangun pada malam hari dan mengalami kesulitan untuk tidur kembali.
Bangun terlalu dini di pagi hari.
Merasa lelah setelah bangun.
Jenis Insomnia
Ada dua jenis insomnia. Yaitu, insomnia primer dan insomnia sekunder.
Insomnia primer adalah seseorang yang mengalami masalah tidur yang tidak secara langsung terkait dengan kondisi kesehatan atau masalah lainnya. Sedangkan insomnia sekunder adalah seseorang yang mengalami masalah tidur karena sesuatu yang lain. Misalnya, kondisi kesehatan (seperti asma, depresi, arthritis, kanker, atau mulas), nyeri, efek samping dari obat, atau zat mereka gunakan (seperti alkohol).
Insomnia Akut vs Kronis
Dilihat dari periodisitasnya, insomnia juga sangat bervariasi. Ada insomnia jangka pendek (insomnia akut) dan yang bertahan lama (insomnia kronis). Insomnia bisa datang dan pergi sesuai dengan periode waktunya. Insomnia akut dapat berlangsung dari satu malam hingga beberapa minggu. Sedangkan insomnia kronis sedikitnya terjadi tiga malam hingga satu bulan atau lebih.
Penyebab Insomnia
Banyak hal yang bisa menyebabkan insomnia akut. Beberapa di antaranya adalah:
Stres yang signifikan (kehilangan pekerjaan atau perubahan, kematian orang yang dicintai, perceraian, dan lain sebagainya).
Penyakit.
Emosional atau ketidaknyamanan fisik.
Faktor-faktor lingkungan, seperti kebisingan, cahaya, atau suhu ekstrim (panas atau dingin) yang dapat mengganggu tidur.
Beberapa obat (misalnya yang digunakan untuk mengobati pilek, alergi, depresi, tekanan darah tinggi, dan asma) yang dapat mengganggu tidur.
Gangguan jadwal tidur normal (jet lag atau peralihan jam kerja dari siang ke malam).
Sedangkan yang menyebabkan insomnia kronis ialah depresi dengan atau tanpa kecemasan, stres kronis, dan rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakan malam hari.
Gejala Insomnia
Gejala insomnia dapat meliputi perasaan ngantuk di siang hari, kelelahan, iritabilitas, dan masalah dengan konsentrasi atau memori.
Mendiagnosis Insomnia
Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, ada baiknya Anda segera mengkonsultasikan masalah Anda ke dokter. Dokter, biasanya, akan melakukan pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan sejarah tidur.
Anda juga akan diminta untuk menyimpan buku harian tidur selama satu atau dua minggu untuk melacak pola tidur Anda dan bagaimana apa yang Anda rasakan di siang hari. Jika Anda memiliki suami-istri atau pasangan tidur lainnya, dokter juga akan mewawancarai mereka untuk mengetahui kuantitas dan kualitas tidur Anda.
Dalam beberapa kasus yang parah, Anda mungkin akan dirujuk ke pusat tidur untuk tes khusus.
Ester Sondang
KOMENTAR