Jangan sepelekan apalagi menganggap bullying gurauan semata, sebab bullying dapat menyebabkan depresi, stres, hilangnya kepercayaan diri, bahkan penurunan konsentrasi sehingga nilai anak merosot.
Dr. Ken Rigby, penulis buku "Bullying In Schools and What To Do About It" mendefinisikan bullying sebagai kegiatan yang melibatkan keinginan untuk menyakiti dan mengakibatkan seseorang terluka. Biasa dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat tanpa alasan yang jelas secara berulangkali, hingga menimbulkan kegembiraan pribadi para pelakunya.
Bentuknya macam-macam, seperti kekerasan fisik, intimidasi, pemerasan, ejekan, pemberian julukan-julukan tertentu sebagai pengganti nama panggilan, dan lain sebagainya. Pelakunya tak cuma anak yang lebih tua atau kakak kelas, bullying juga dilakukan teman sebaya.Anak yang di-bully biasanya mulai malas sekolah dan selalu ketakutan, mudah cemas, menarik diri dari lingkungan, atau sering kehilangan barang. Coba cari tahu apa yang terjadi di lingkungan pertemanannya sebelum terlambat. Jangan sepelekan apalagi menganggapnya gurauan semata, sebab bullying dapat menyebabkan depresi, stres, hilangnya kepercayaan diri, bahkan penurunan konsentrasi sehingga nilai anak merosot.
Komunikasi Nomor Satu
Anak yang menjadi korban bullying biasanya tidak berani bercerita pada guru maupun orangtua. Alasannya, tak mau dianggap manja atau pengadu oleh teman-temannya. Kendati demikian, Anda sebaiknya tetap melakukan pendekatan dengan berhati-hati dan ajak ia bercerita tentang situasi sekolah. Perhatikan nama-nama temannya yang sering diceritakan dengan kurang baik oleh si anak, misalnya Si A yang bandel, Si B yang galak, Si C yang suka memerintah, atau karakter-karakter lain yang diceritakan dengan kurang menyenangkan. Berikan masukan dan dukungan yang dapat membuatnya lebih percaya diri dan bertindak tegas.
Tumbuhkan Rasa Percaya Diri
Rasa rendah diri yang dipelihara terus-menerus dapat menyebabkan seseorang merasa lemah dan menganggap dirinya layak menjadi korban bullying. Karenanya orangtua harus memberi pengertian mengenai kelebihan-kelebihan yang ia miliki. Atau, mengarahkan anak agar lebih terbuka, bangga dengan dirinya, dan mengasah kelebihannya melalui penyaluran hobi. Dengan memiliki keunggulan tertentu, rasa percaya diri si anak dapat meningkat.
Jangan Lari dari Masalah
Sebagian besar korban bullying berharap dapat pindah sekolah dan tidak lagi bertemu teman-teman yang menindasnya. Namun, sekolah baru pun pada kenyataannya tidak menjamin membebaskan anak dari bullying. Ajak anak menghadapi masalah dengan keberanian dan tunjukkan bahwa Anda selalu ada untuk mendukungnya.
Turun Tangan Jika Perlu
Jangan ragu untuk ikut bertindak apabila penindasan yang diderita sudah masuk tahap membahayakan dan merugikan bagi anak. Misal, jika anak Anda menjadi korban pemerasan atau kekerasan fisik yang menimbulkan bekas luka, segera meminta kordinasi pihak sekolah agar dapat melakukan mediasi antara anak dengan pelaku bullying. Bagaimanapun, campur tangan guru sebagai pembimbing di sekolah sangat diperlukan untuk memantau hubungan antar siswa.
Annelis Brilian
KOMENTAR