Meski kesadaran masyarakat terhadap penyakit diabetes sudah cukup tinggi, mitos-mitos menyesatkan masih berseliweran. Alhasil, proses pengendalian diabetes pun terhambat.
Di sisi lain, teknik pengobatan selalu berkembang. Oleh karena itu, kita, para diabetesi, dan anggota keluarga terdekat harus terus mencari tahu informasi mengenai faktor risiko dan cara pengendalian diabetes yang terkini. Hal ini dikemukakan dalam rangkaian kegiatan press circle series PT Roche Indonesia, "Diabetes pada Anak: Sebuah Bom Waktu Kesehatan". Harapannya, kesalahan penanganan diabetes akibat mitos pun dapat diminimalkan.
Jangan Konsumsi Gula
1Mitos yang paling sering beredar ini tidak sepenuhnya tepat. Kadar glukosa darah memang dapat cepat meningkat karena kandungan karbohidrat dalam hidangan yang manis. Namun bukan berarti diabetesi harus menghindari gula di setiap makanan.
Diabetesi boleh mengonsumsi hidangan manis asalkan didampingi diet yang benar dan olahraga teratur. Tapi, diabetesi dianjurkan mengonsumsi makanan yang rendah karbohidrat sebelum menyantap makanan manis tersebut.
Diabetesi juga tetap perlu membatasi konsumsi gula dan mengontrol kadar gula darah. Pengontrolan ini bertujuan untuk memonitor perubahan glukosa dalam tubuh sehingga ia mengetahui makanan yang dapat dikonsumsi di kemudian hari.
Penyakit Orang Tua
2 Awalnya, diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh resistensi insulin ini memang banyak dijumpai pada usia empat puluh tahun ke atas. Namun saat ini, usia penderita makin muda dan makin meningkat jumlahnya.
Gaya hidup tak sehat seperti makanan tinggi lemak, kurang serat, stres, serta kurang beraktivitas fisik, bisa menyebabkan diabetes menimpa pada usia dua puluh atau tiga puluh tahun. Selain itu, kebiasaan diet tinggi kalori baik dari gula maupun lemak yang meningkatkan berat badan juga mempertinggi risiko terkena diabetes tipe 2.
Di samping itu, ada pula diabetes tipe 1 yang menyerang anak-anak sejak dini karena faktor genetis. Penyebabnya, kerusakan sel-sel di pankreas yang memang tidak bisa memproduksi insulin secara efektif.
Di kesempatan yang sama, Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, memaparkan angka anak-anak yang terkena diabetes. "Pada Sensus 2010, didapat angka sekitar 237 juta orang yang terkena diabetes dan 83 juta di antaranya adalah anak-anak," ujarnya. Ia kemudian menyebutkan, indikasi diabetes dapat ditemui pada 0,3 dari seratus ribu anak-anak dalam setahun.
KOMENTAR