Itu sebab, anjurnya, bila mengajak anak pergi ke tempat bermain umum, manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. "Jangan hanya sekadar rekreasinya saja." Ini berarti, kita harusnya tak meninggalkan si kecil di tempat bermain umum bersama pengasuhnya, sementara kita asyik berbelanja. Dalam bahasa lain, kita perlu menyediakan waktu khusus untuk menemani si kecil bermain di tempat bermain umum. Dengan begitu, kita bisa memanfaatkan tempat bermain umum sebagai ajang pembelajaran buat si kecil mengembangkan potensi-potensinya.
TERTULAR PENYAKIT
Kendati manfaatnya banyak, tapi kita juga perlu hati-hati. Soalnya, penyebaran bibit penyakit bukan tak mungkin terjadi. Seperti dikatakan Adi, "pengguna mainan itu, kan, banyak sekali, sementara kita tak tahu apakah ada yang campak, cacar, sakit tangan dan mulut, dan sebagainya, yang bisa saja menulari anak kita."
Idealnya, menurut Adi, pihak pengelola setiap hari membersihkan mainan-mainan itu dengan cairan pembasmi kuman. Misal, perosotan dilap dengan desinfektan. Begitu pula bola-bolanya, sebaiknya dicuci bersih dengan desinfektan, lalu dikeringkan. Kolam bolanya juga dibersihkan agar tak ada kelabang yang bisa membahayakan anak. Setelah kering, dimasukkan lagi bolanya, barulah digunakan lagi untuk bermain.
Selain itu, seminggu sekali tempat bermainnya dilakukan fogging atau uap yang keras untuk betul-betul membasmi kumannya. Apalagi di mal yang bentuknya seperti tempurung, udaranya sudah bercampur dan umumnya tak ada cahaya matahari yang masuk ke tempat bermain di lantai dasar ataupun lantai atas. Padahal, kata Adi, virus atau kuman penyakit bila terkena sinar matahari, dalam waktu 24 jam akan mati. "Sebenarnya ini bisa disiasati dari arsitekturnya, yaitu bagian atapnya menggunakan fiberglas, hingga cahaya matahari dapat masuk."
Sebenarnya, tutur Adi, syarat utama dari tempat bermain anak adalah bersih, aman, bagus, bersifat edukatif dan rekreatif, juga tak mahal. Sayangnya, hampir tak mungkin kita bisa menemukan tempat bermain yang ideal seperti itu. Yang bisa kita lakukan adalah tak sering-sering membawa si kecil ke tempat bermain umum. Cukup 2 kali seminggu dengan lama bermain sekitar 1-2 jam. Tentu harus diperhatikan pula kondisi kesehatan si kecil. Setidaknya ia harus benar- benar fit.
HARUS DIAWASI
Bahaya lain yang harus diwaspadai jika mainannya menggunakan cat yang mengandung toksid atau zat kimia beracun lain semisal timbal. Selain itu, jika mainannya tak sesuai usia, misal, di kolam bola. Kalau semua anak dari segala usia boleh main di kolam bola, maka anak kita yang masih balita bisa tertimpa oleh anak yang besar. Belum lagi kalau mereka saling dorong, saling sikut, atau saling tendang. Kan, celaka si kecil. Bahaya lain berasal dari mainan piranti gerak, seperti terjatuh, terbentur, tergelincir, terkilir, dan lainnya.
Kalau soal kesetrum oleh mainan yang menggunakan tenaga listrik, menurut Adi, jarang terjadi. "Itu bisa terjadi kalau, misal, kabelnya terbuka tanpa diketahui. Namun bila tempat bermain umum di-maintenance dengan baik, relatif aman." Meski begitu, Adi minta agar kita tetap mengawasi si kecil kala bermain. Ingat bahaya lainnya. Sekalipun di tempat bermain sudah ada pengawas dari pihak pengelolanya, toh, kita tak bisa sepenuhnya mengandalkan mereka. Bukankah tak jarang kita jumpai si pengawas asyik ngobrol dengan temannya? Bahkan, sekalipun mereka tahu ada anak yang memainkan mainan yang bukan diperuntukkan anak seusianya, misal, mereka cenderung mendiamkannya. Nah, ini, kan, bisa berbahaya buat anak kita.
Itulah mengapa, kita sebaiknya menemani si kecil bermain dan tak meninggalkannya hanya bersama si pengasuh. Pun bila kita mengajaknya bermain di taman-taman umum, karena bahaya yang ditimbulkannya sama saja. Terlebih di taman-taman umum banyak sampah karena biasanya jarang dikelola dengan baik.
Menjaga Keamanan Anak
Si kecil yang masih balita tentulah belum mampu memperkirakan situasi yang sekiranya bisa membahayakan dirinya maupun orang lain. Itulah mengapa, kita harus mengawasinya dengan ketat. Hingga, kala ia hendak menggunakan alat bermain yang tak layak atau tak sesuai usianya, misal, kita bisa segera mencegahnya. Jikapun sampai terjadi kecelakaan, kita bisa segera mengambil tindakan, minimal meminta pertolongan.
KOMENTAR