Faktor risiko meliputi hubungan seksual, penggunaan spermisida, dan riwayat infeksi kandung kemih. Wanita yang terkena infeksi sering mengalami nyeri saat buang air kecil, frekuensi buang air kecil meningkat, sering ke kamar mandi, nyeri pada supra pubis (perut bawah dekat pubis), hingga terdapat darah dalam urin.
Perlu sebuah analisis urin dan kultur urin steril perlu diperiksa untuk menegakkan diagnosa dan menentukan apakah akan memerlukan antibiotik sebagai pengobatan. Beberapa bahan alami seperti tablet cranberry, yogurt, blueberry dan probiotik dapat menurunkan kejadian ISK berulang (kondisi dimana seseorang mengalami dua kali infeksi dalam 6 bulan atau lebih dari 3 kali dalam setahun).
Pengobatan dengan antibiotik terus menerus, dan cara-cara efektif lain untuk mengatasi infeksi kandung kemih berulang.
Terkadang gejala yang diperlihatkan ISK berat juga mirip dengan gejala infeksi ginjal. Seperti nyeri yang sudah disebutkan, diikuti dengan nyeri punggung, demam, menggigil, mual dan muntah. Pengobatan dapat terdiri dari antibiotik dan analgesik kandung kemih sembari menjaga kebersihan sehingga infeksi dapat diobati.
Jika sampai terjadi hematuria (darah dalam urin) pada kasus infeksi kandung kemi seseorang di atas usia 40 tahun, hati-hati. Bisa jadi ini berisiko adanya kanker ginjal dan kandung kemih. Ketika darah pertama muncul, sebaiknya kultur urin dikirim ke laboratorium untuk memastikan penyebab ISK. Sebuah pemeriksaan oleh ahli urologi dapat menegakkan diagnosa ada tidaknya kanker.
Urolog akan mencari batu kalsium atau kanker dalam kandung kemih atau ginjal, maupun menganalisa sistem pada ginjal.
Pada kasus batu ginjal atau nefrolitiasis, pasien juga dapat mengalami hematuria disertai kolik (nyeri perut) ginjal. Penyebab umumnya adanya batu kalsium. Faktor risiko termasuk riwayat keluarga dengan batu ginjal atau sudah pernah terkena batu ginjal, serta pernah melakukan prosedur bypass lambung, operasi bariatrik atau operasi usus 12 jari. Diabetes, obesitas, asam urat, dan pelari maraton yang kekurangan asupan cairan memiliki faktor risiko lebih besar.
Pengobatan yang dilakukan bisa dengan cara konservatif: manajemen obat-obatan nyeri dan hidrasi sampai batu keluar. Jika ini gagal, perlu langkah untuk menghilangkan batu salah satunya dengan lithotripsy. Setelah periode akut berakhir, pasien dievaluasi, kemudian dilakukan pencegahan lebih lanjut dan terapi.
Kanker ginjal dapat meningkat risikonya jika memiliki gaya hidup tak sehat seperti merokok, kegemukan, tekanan darah tinggi, diabetes, infeksi hepatitis C kronis dan pernah menjalani kemoterapi. Kabar baiknya, jika tumor diangkat lebih awal akan memperpanjang usia.
Kendati risiko sangat besar pada wanita berusia 40 tahun dengan hematuria, pria lebih berisiko akan kanker kandung kemih dan ginjal. Karena populasi pria merokok lebih besar ketimbang wanita. Sementara merokok meningkatkan karsinogen dalam darah yang juga meningkatkan risiko kanker kandung kemih.
Beberapa gejala kanker kandung kemih juga diikuti kesulitan mengosongkan kandung kemih. Jika berdasarkan diagnosa telah dipastikan terdapat kanker, pengobatan melibatkan pengangkatan tumor, kemoterapi, dan perawatan lain dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Laili / dari berbagai sumber
KOMENTAR