Yang pertama harus dipikirkan adalah pertanyaan mengapa Bayi menjadi sering gumoh bahkan sering sampai menjadi muntah muntah seteleh diberi ASI, atau susu atau makanan nya?
Menurut dr. Ghazali M.Vinci Sp A., pediatrik dari Brawijaya Clinic, ANZ Square (UOB Building),FL - B1, Podium Thamrin Nine - Jakarta Pusat, pada awal usia masa kehidupannya, bayi dapat sering memuntahkan sebagian ASI atau susu yang baru saja ditelannya yang kerap disebut gumoh. Ini dapat disebabkan pencernaan bayi (dibawah 6 bulan, Red.) yang belum berkembang sempurna.
"Biasanya gambaran keadaan gumoh ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sekitar usia 12-16 minggu, gumoh menjadi jarang," ungkap Ghazali.
Bedanya antara gumoh dan muntah, muntah tidak hilang dengan bertambahnya usia bayi. Bisa dialami bayi berusia 2 bulan, biasanya karena kelainan klep/ katup di saluran cerna atau adanya infeksi. Cairan yang keluar akibat muntah kurang dari 10 ml dan disertai kontraksi otot perut.
Beberapa kemungkinan penyebab gumoh diantaranya:
Gangguan gastroesofageal refluks
Bayi di bawah 6 bulan lebih sering muntah dan gumoh. Di usia 6 bulan hingga 2 tahun, gumoh atau muntah akan berkurang. Seterusnya, akan membaik setelah usia 5 - 7 tahun.
Tetapi muntah ataupun mual dapat muncul saat anak berlari, menangis, batuk, memasukkan tangan ke mulut, tercium bau tajam (bau tidak enak, bau amis atau terlalu wangi) pada anak yang lebih besar.
Gangguan mengunyah-menelan
Beberapa anak yang tidak menyukai variasi makanan, tidak mau makan nasi dan hanya minum susu lebih berpotensi mengalami muntah. Namun muntah terjadi ketika anak sedang makan ini disebabkan gangguan perkembangan kemampuan mengunyah-menelan.
Umumnya anak-anak ini akancenderung memilih makanan tertentu yang gampang dikunyah seperti telur, mi, krupuk, biskuit, brokoli, dan wortel. Sedangkan makanan berserat seperti daging sapi, sayur, atau nasi dapat membuatnya tidak nyaman.
Isi Lambung atau Volume Lambung Bayi yang Masih Kecil
Semakin kecil bayi, semakin kecil isi lambung bayi tersebut, sehingga pada situasi dimana susu yang ditelan bayi melebihi kapasitas isi lambung. Sehingga ada sebagian ASI, susu, atau isi lambung yang tertekan dan dipaksa terdorong keluar dari lambung bayi. "Terkadang terjadi ketika bayi ditidurkan langsung dengan posisi terlentang setelah disusui, ketika bayi bergerak-gerak menggeliat, maka rongga perut akan menyempit akibat ketegangan otot dinding perut menyebabkan susu mencari jalan keluar," ungkap Ghazali.
Beberapa kondisi umum
Kejadian gumoh dan muntah akan semakin mudah terjadi karena umumnya bayi senang menggeliat, dimana gerakan menggeliat ini mengakibatkan tekanan dalam rongga perut bayi meninggi, sehingga gumoh dan muntah menjadi lebih sering.
MASIH NORMAL JIKA..
Karena itu, gumoh masih dianggap keadaan yang normal bila jumlah cairan yang dan jumlah cairan yang masuk dan tidak di gumohkan jumlah nya masih seimbang.
Artinya, cairan ASI, susu maupun makanan bayi yang masuk masih dalam jumlah yang cukup untuk menunjang kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi itu.
Lakukan Upaya
Melihat beberapa penyebab, penanganan gumoh tidak bisa dilakukan secara umum. Beberapa hal yang bisa dilakukan menghadapi bayi gumoh bermasalah.
- Jika diperkirakan bayi kerap gumoh setiap kali disusui, berikanlah ASI atau susu dengan cara sedikit demi sedikit.
- Ketika bayi cenderung memiliki kebiasaan menangis kuat sebelum menyusu, dan terjadi gumoh. Hentikan dahulu pemberian ASI, karena menangis kuat akan menyebabkan udara yang akan tertelan selama menangis tersebut juga akan berlebihan.
- Sedangkan untuk penanganan kasus gastroesofageal refluks (GER) atau sering muntah pada anak karena alergi dan hipersensitifitas paling ideal dengan menghindari (avoidance) penyebab alerginya dahulu. Misal, susu sapi dapat diganti dengan susu soya, formula hidrolisat kasein atau hidrolisat whey. Atau memberikan tempe, tahu atau daging untuk menggantikan telur, ayam atau ikan.
Jika gumoh berlangsung mengkhawatirkan, konsultasikan dengan dokter anak.
Laili
KOMENTAR