Lagi pula, Bu, vagina sebetulnya sudah memiliki cairan pembersih sendiri. Hingga, penggunaan bahan-bahan lain yang tak terjamin kebersihannya, dikhawatirkan bakal merusak kelenjar-kelenjar di sekitar vagina. Padahal kalau selaput-selaput lendir ini rusak, produktivitas cairannya pun akan berkurang. Kondisi inilah yang kemudian banyak dikeluhkan sebagai vagina kering.
Lain hal jika menggunakan daun sirih yang diyakini mengandung antiseptik- sebagai bahan pembersih alternatif, atau cairan antiseptik kemasan yang sudah diencerkan. Pilih cairan khusus dengan pH netral, dalam arti tak terlalu basa maupun asam. Cairan dengan pH netral yang paling gampang ditemui adalah air bersih yang dididihkan agar tak ada lagi kandungan bakteri/kuman. Tentu saja, air ini digunakan setelah didinginkan.
Tak kalah penting, sehabis berintim-intim dengan pasangan, istri mesti membersihkan organ kelaminnya, selain seluruh tubuh tentunya. Pasalnya, dalam sekali persetubuhan, hanya sebagian kecil cairan sperma yang masuk ke vagina. Sementara sisanya akan keluar selang beberapa waktu kemudian dalam bentuk lebih cair akibat terkena oksidasi. Jika tak dibersihkan, sisa-sisa sperma ini akan mengundang risiko. Paling tidak, akan menjadi media yang baik untuk hidup dan berkembang biaknya bakteri/jamur. Hati-hati, bisa mengakibatkan keputihan!
Dianjurkan untuk membersihkan vagina bagian dalam secara periodik semisal seminggu sekali atau seminggu dua kali. Kecuali buat para gadis, menjaga kebersihan cukup di bagian luar saja mengingat liang vaginanya masih tertutup selaput hymen.
HADIRKAN ROMANTISME
Sebenarnya, aromatik atau ilmu khusus mengenai bau-bauan atau wewangian sudah dipelajari sejak dulu. Namun tak secara khusus berhubungan dengan kehidupan seksual saja, melainkan lebih mengarah ke sosialisasi. Bukankah kita akan lebih senang bila ketemu orang yang baunya harum dan menyenangkan ketimbang dengan orang yang terserang BB?
Itu sebab, hanya mengandalkan aroma tubuh semata masih belum lengkap jika tak disertai romantisme. Makanya, kita juga perlu menyiapkan ruangan yang bernuansakan romantis untuk berintim-intim. Misal, suasana yang sejuk, cahaya bagus dalam arti tak kelewat terang maupun gelap, ditambah wewangian. "Suasana semacam ini, kan, arahnya jadi romantis dan keromantisan inilah yang akhirnya bisa meningkatkan libido kita," kata Ferryal.
Malah, katanya pula, apa pun kondisi orang yang berada di situ, libidonya pasti terpengaruh, kok. Tak peduli ia lagi lelah, benci, kesal atau apa pun perasaan tak menyenangkan pada pasangan, suasana hatinya pasti akan melunak dengan situasi romantisme. Itu sebab, sehabis "perang" dengan pasangan, untuk berdamai sangat dianjurkan mengubah suasana kamar tidur, menambah wewangian, selain penampilan yang "mengundang". Dijamin, gairah seksual bakal muncul!
Th. Puspayanti/nakita
Makan Pete dan Jengkol ? Boleh, Kok!
Makanan tertentu semisal pete dan jengkol akan mengganggu sekali, terutama bila pasangan tak suka. Bukan berarti mereka yang menggemari makanan ini harus pantang seumur hidup hanya gara-gara pasangannya tak suka, lo. Atau sebaliknya, si pasangan yang malah harus menyesuaikan diri. Bila demikian, kasihan yang jadi pasangannya, dong. Ia takkan pernah bisa menikmati hubungan intim mereka lantaran tersiksa oleh aroma tak sedap itu.
Jadi, apa yang harus dilakukan? Saran Ferryal, bila ingin menyantap makanan beraroma menyengat ini, termasuk nangka dan durian, carilah saat yang tepat buat menikmatinya, yaitu di luar jadwal berintim-intim. Soalnya, hanya dengan mandi dan sikat gigi, bau menyengat makanan-makanan tadi tak bisa hilang begitu saja. "Pokoknya, jangan sampai suami atau istri tersiksa lantaran tak bisa menikmati makanan kesukaannya sementara pasangannya pun jangan sampai tersiksa gara-gara istri atau suaminya mengkonsumsi makanan yang mengganggu hubungan mereka."
KOMENTAR