Kasandra memberi contoh pasangan berusia muda Darius Sinatrya (26) dan Donna Agnesia (32). Meski saat menikahi Donna, usia Darius masih 21 tahun, tapi hingga sekarang keduanya terbilang berhasil menjalani rumah tangganya dengan tenang. "Keduanya sangat matang dan sangat stabil," ujar Kasandra.
Jadi, jika kedua pasangan menikah dalam mental yang sudah matang, mereka berpotensi mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah rumah tangga dengan lebih baik.
Karakter Kepribadian
Karakter itu lebih dari sekadar emosi. Karakter kepribadian itu mencakup konsep diri, pola pikir, kecerdasan berpikir, kematangan, kemampuan interaksi sosial, dan kualitas diri. Kadang, urusan kecerdasan (baik intelektual dan emosi) bisa memicu pertengkaran. Atau, bisa juga karena keduanya belum memiliki pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan setelah menikah.
Misalnya, apa yang harus dilakukan istri saat suami pulang kerja, etika ber-sms atau bertelepon dengan teman saat sudah menjadi suami-istri, atau cerita yang pantas diceritakan kepada orang tua seputar permasalahan rumah tangga.
"Istrinya pengin bebas, tidak dikekang suami, tapi suaminya tidak bisa karena cemburuan. Istrinya manja karena anak bungsu, sedang suaminya anak pertama dan suka mengatur. Istrinya kesal karena suaminya enggak meneleponnya seharian, sedang suami merasa itu tak terlalu perlu. Pulang kerja suami marah istrinya belum mandi, tidak masak, dan masih asyik menonton film Korea, sedang Si Istri merasa itu hal biasa yang sering dilakukannya saat masih sendiri. Suami suka bicara kotor, istri tidak pandai menjaga badan, dan lain-lainnya itu berhubungan dengan karakter," terang Kasandra.
Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi antara lain berkaitan dengan posisi suami atau istri di dalam keluarga (anak ke berapa). Misalnya, jika menikah di usia sangat muda ditambah posisinya di keluarga adalah anak bungsu, sangat memungkinkan bagi keluarganya untuk ikut campur. Kata-kata "Bilangin, tuh, istri (atau suami) kamu, jangan suka bla bla bla..." atau, "Kamu masih kecil, mana ngerti, sih, kamu urusan rumah tangga" seringkali terdengar.
Jika ini yang terjadi, situasi dan kondisi juga berkaitan dengan karakter orangtua dan kakak/adik yang tidak matang atau tidak siap "melepas" anak dan saudaranya. Sayangnya, ketika mental pasangan ini juga tidak matang, mereka akan mudah terprovokasi dengan situasi dan kondisi ini, sehingga bisa menimbulkan konflik. Salah-salah, jika tak kuat, banyak pasangan yang mengambil jalan cerai di usia pernikahannya yang masih seumur jagung.
Ester Sondang / bersambung
KOMENTAR