Banyak orang terjebak menikmati kehidupan seks dengan pola yang itu-itu saja. Padahal, variasinya mencapai ratusan, lo. Jadi, tak perlu malu mengungkapkan keinginan kita pada pasangan sampai menemukan posisi paling pas.
Kendati ada ratusan, bahkan mungkin ribuan, menurut konsultan seks Dr. Ferryal Loetan, ASC&T, DSRM,MKes, posisi hubungan seksual secara garis besar dibagi empat, yakni man on top/male superior position (pria di atas), woman on top/female superior position (wanita di atas), rear entry position (masuk dari belakang) dan side by side position (posisi menyamping).
Empat teknik dasar tadi dibagi lagi jadi posisi berhadapan dan bertolak belakang; selain pembedaan posisi jadi berbaring, duduk, dan berdiri. Nah, posisi-posisi dasar inilah yang kemudian bisa dikembangkan jadi sekian banyak variasi hubungan semisal variasi kaki sama-sama lurus, ditekuk, diangkat, kaki bergantung, atau memeluk pasangan. Sayang, tak ada bakuan nama masing-masing posisi, hingga tak jarang ada begitu banyak nama untuk posisi sama.
1. Pria di atas
Boleh dibilang merupakan paling kuno sekaligus sering digunakan. Soalnya, posisi ini membantu pria mencapai kepuasan lebih cepat. Keuntungan lain, lebih memungkinkan kedua belah pihak saling memesrai pasangannya. Hanya saja agak sulit dilakukan bila suami bertubuh subur atau istri tengah hamil besar.
Posisi ini disarankan juga bila pria berpenis kecil dan pendek. Soalnya, permukaan vagina dilingkupi bukit pubis, semacam bukit menggembung dipenuhi lemak. Pada beberapa wanita, terutama yang cenderung berbakat gemuk, lemak di bagian ini kadang berlebihan hingga bukit pubis cukup tebal. Nah, tebal-tipisnya mempengaruhi penetrasi.
2. Wanita di atas
Banyak dijadikan alternatif, kendati tak sedikit wanita yang rikuh melakukannya. Sebetulnya sangat menguntungkan bila suami dalam keadaan lelah, sementara istri mungkin tengah bergairah hingga lebih siap "tempur". Buat wanita, posisi ini memberi banyak keuntungan karena dialah yang pegang kendali; mengatur kecepatan dan kedalaman penetrasi penis suami. Bahkan, masing-masing tetap bisa melakukan aktivitas lain, seperti mencium dan membelai bagian tubuh tertentu.
Bagi pria berpenis kecil dan pendek, posisi ini juga dianjurkan dalam kaitan dengan gangguan bukit pubis tadi, asalkan istri membuka paha selebar mungkin. Hanya saja, dengan cara ini wanita yang tak terbiasa berolah raga akan sulit membuka paha selebar-lebarnya. Jikapun bisa, biasanya menimbukan rasa sakit dan pegal-pegal, hingga yang bersangkutan tak bisa menikmatinya.
3. Rear entry position
Istilah doggy style lebih sering dipakai untuk posisi yang menuntut kualifikasi ukuran panjang penis ini. Jadi, bisa meresahkan kedua belah pihak, bila ukuran penis suami tak memenuhi kualifikasi. Soalnya, penis kecil dan kurang panjang agak mustahil melakukan posisi ini.
4. Side by side position
Mirip doggy style, posisi ini pun menuntut penis ukuran cukup panjang. "Kerugian"nya, gerakan relatif terhambat dan penetrasi dangkal/menggantung, hingga kerap membuat pasangan penasaran. Sangat dianjurkan bila suami-istri tengah lelah namun tak ingin melewatkan kebersamaan. Lewat posisi ini, pasangan tak dikondisikan mencapai puncak kepuasan segera, hingga mereka bisa berlama-lama beraktivitas seksual. Untuk menahan berat agar tetap dalam posisi semula, tumpukan bantal bisa dimanfaatkan mengganjal tubuh.
TAK PERLU RISAUKAN UKURAN
Kendati dalam posisi tertentu menuntut ukuran penis, namun tak perlu dirisaukan. Toh, masih ada posisi lain yang bisa digunakan. Lagi pula, soal kepuasan dan memuaskan pasangan bukan ukuran panjang-pendek yang menentukan, melainkan tekniknyalah yang pegang peranan.
Obat-obatan yang diiklankan bisa memperpanjang penis, tegas Ferryal, jelas bohong besar. Soalnya, penis, secara ilmiah,memang bisa diperpanjang atau diperbesar bila yang bersangkutan belum melewati fase pubertas, yakni 17-19 tahun. Jadi, "bila sudah lewat usia pubertas, lebih baik lupakan saja keinginan semacam itu." Lain hal bila usia belum sampai pubertas, angka keberhasilannya mencapai 70 persen atau lebih.
Jadi, Bu-Pak, obat-obatan yang diiklankan itu sama sekali tak berpengaruh pada ukuran baku penis. "Paling cuma meningkatkan kebugaran tubuh." Begitu pula cara vakum atau disedot, risikonya relatif membahayakan, terutama kerusakan pada pembuluh-pembuluh darah halus yang membentuk penis.
Yang terbaik, anjur Ferryal, bekali diri dengan pengetahuan teknik seksual dan anatomi diri sendiri maupun pasangan. Kemudian, nikmati kebersamaan sebagai pasangan suami-istri, salah satunya dengan bereksperimen; mana yang paling cocok dan memberi kenikmatan maksimal buat berdua. Komunikasikan posisi mana yang dirasa paling menyenangkan. Tapi, jangan pernah ada paksaan apapun atau dari siapapun dalam menentukan posisi-posisi tadi, ya, Bu-Pak.
CERMATI BILA TIMBUL RASA SAKIT
Perlu diketahui, tak ada teknik atau posisi apapun yang menimbulkan rasa sakit. Bila dilakukan dengan wajar, pada dasarnya hubungan seksual malah memberi kenikmatan bagi kedua belah pihak. Jadi, ujar Ferryal, "bila sampai sakit, berarti ada sesuatu yang enggak bener dan perlu dicermati lebih jauh."
Bisa jadi, pelumasan vagina kurang akibat minim pemanasan atau malah pemaksaan, penolakan istri, maupun vaginitas yang termasuk kelainan seks atau gangguan psikis. Bisa pula yang bersangkutan tergolong penyakitan, semisal pengidap rematik atau ngilu-ngilu sendi yang bisa mengganggu hubungan suami-istri. Begitu juga keluhan seperti sakit otot atau tulang belakang lemah karena pernah mengalami kecelakaan yang memerlukan posisi khusus untuk menghindari timbul cidera lebih parah.
Selain itu, rasa sakit saat berhubungan juga bisa akibat frigiditas (impotensi pada wanita). Bila ini yang terjadi, vagina akan menyempit sedemikian rupa hingga menimbulkan rasa sakit pada kedua belah pihak. Kontraksi begitu kencang dan tak terkontrol, hingga penis yang terlanjur masuk akan terjepit. Sedangkan bila masih di luar, tak mungkin penetrasi karena vagina tertutup begitu rapat dan tak bisa ditembus.
Frigiditas bisa karena psikis maupun fisik. Yang fisik, biasanya karena ada gangguan di otot, jaringan-jaringan ikat, atau gangguan sekitar sel-sel alat kelamin, dibarengi penyebab psikis. Bila akibat gangguan psikis biasanya lebih mudah dideteksi. Pada masa pacaran, misal, yang bersangkutan sudah memperlihatkan reaksi penolakan berlebihan saat dipeluk, diraba, bahkan tersenggol saja. Umumnya karena trauma perkosaan atau pelecehan seksual dan membutuhkan support maupun terapi dari psikiater. Sama seperti impotensi pria, frigiditas bisa disembuhkan meski butuh waktu dan kesabaran luar biasa.
POSISI YANG BIKIN HAMIL
Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS, bila syarat terjadi kehamilan terpenuhi, yaitu mulut rahim terendam cairan semen/sperma, maka posisi yang paling dianjurkan adalah pria di atas.
Hanya, tak semua wanita punya rahim antifleksi (letak mulut di depan). Sebagian kecil, sekitar 35 persen, justru mulut rahimnya terbalik (retropleksi). Untuk mereka, dianjurkan rear entry position atau doggy style. "Cuma, banyak wanita malu dan risih dengan posisi ini, hingga perlu diakali." Caranya, saat berhubungan, posisi istri tetap di bawah. Namun begitu selesai, istri segera berbalik dan ambil posisi sujud selama 10 menit agar mulut rahimnya benar-benar terendam cairan semen suaminya.
Selain itu, usahakan terjadi orgasme. Soalnya, saat wanita orgasme, sering (tapi tak selalu) disertai ovulasi atau pengeluaran sel telur. Juga terjadi kontraksi otot-otot dinding vagina yang membuat rahim membesar dan tertarik ke atas seolah mengisap penis ke dalam dan sperma pun ikut tersedot, hingga mempercepat terjadi proses kehamilan. Itu sebabnya, wanita yang mencapai orgasme biasanya lebih cepat hamil, kendati tak bisa dipatok selalu begitu.
Nah, Pak, bila ingin istri cepat hamil, usahakan agar ia mencapai puncak kenikmatan, ya, dan biarkan penis berada di vagina 2-3 menit agar mulut rahim tergenang sperma.
GUNAKAN ALAT KONTRASEPSI
Sebenarnya, tutur Ferryal, semua posisi berpeluang sama untuk terjadi kehamilan. Jadi, tak ada satu pun posisi yang bisa dimanfaatkan untuk menunda datangnya sang buah hati. Pasalnya, bila ada intercourse dan penis sudah masuk ke dalam vagina, tak ada kemungkinan lain kecuali konsepsi yang bisa berlanjut dengan kehamilan. Dengan catatan, suami maupun istri sama-sama subur dan tak punya kelainan dengan alat reproduksinya. Jadi, bila ingin menunda kehamilan, sarannya, pertimbangkan penggunaan alat kontrasepsi.
KOMENTAR