Anda berdua tengah berada di kamar bersama buah hati Anda yang berusia 13 bulan. Si Kecil asyik bermain di lantai kamar, sementara Anda berdua ngobrol sambil rebahan di tempat tidur. Tanpa disadari, lama-lama gairah Anda berdua tersulut dan sudah asyik bermesraan. Sesekali, karena merasa tak nyaman, Anda menengok ke arah Si Kecil, takut jika ia melihat Anda berdua yang tengah asyik bermesraan.
"Anak-anak, khususnya yang berusia sekitar 2 tahun, bisa jadi akan merasa takut melihat Anda berdua bermesraan," kata ahli. Apa yang Anda dan pasangan lakukan sebagai berbagi cinta, bisa-bisa dilihat atau didengar oleh anak sebagai "perkelahian." Lagipula, gairah Anda bisa padam begitu tahu bahwa Si Kecil tengah asyik "menonton" Anda berdua.
Jadi, jika memungkinkan, pilih waktu dan tempat yang tepat. Jika memang waktunya tak bisa ditunda, tak ada salahnya, lagi-lagi, memindahkan Si Kecil ke ruang lain. Tentu, Anda harus memastikan bahwa anak benar-benar aman selama Anda tinggal.
Punya Kamar Sendiri
Banyak orang tua, khususnya di Indonesia, yang masih tidur bersama anak-anak mereka, sekalipun usia buah hatinya tak lagi bayi. Seringkali pula, meskipun sudah tidur terpisah di tempat tidurnya, atau kamarnya sendiri, Si Kecil tiba-tiba kembali naik ke tempat tidur Anda di tengah malam. Tahu-tahu, ia sudah masuk ke balik selimut dan tidur di tengah-tengah antara Anda dan suami. Nah, bagaimana bila pada saat itu Anda dan suami tengah bersiap-siap atau sedang asyik bermesraan?
Aturannya jelas: "Jangan pernah bermesraan di depan anak-anak. Hubungan Anda memang penting, tapi yang jauh lebih penting adalah anak Anda." Jadi, pastikan bahwa anak-anak sudah tertidur nyenyak di tempat tidur atau kamar tidur mereka masing-masing. Jika Anda tak yakin, kuncilah pintu kamar Anda untuk menjaga supaya anak-anak tidak menyelinap masuk ke kamar Anda tanpa Anda ketahui.
Jika Anda "Tertangkap Basah"
Rasanya, satu-satunya waktu yang ada untuk Anda berdua dengan pasangan adalah begitu buah hati Anda yang berusia 4 tahun terlelap di kamar tidurnya. Begitu melihat Si Kecil terlelap, Anda pun tak menyia-nyiakan waktu, kembali ke kamar Anda, dan langsung menikmati waktu privat Anda bersama pasangan. Sedang-asyik-asyiknya Anda bermesraan, Anda tak menyadari bahwa di ujung pintu kamar, Si Kecil berdiri ternganga melihat ayah ibunya. Rupanya, ia sudah cukup lama berada di sana! "Ma, aku terbangun karena mendengar suara berisik dari kamar Mama!"
Lagi-lagi, pencegahan jauh lebih sakti ketimbang sejuta penjelasan yang sulit dimengerti anak.Pasalnya anak berusia 4 tahun tidak atau belum punya gambaran mengenai seks. Bisa jadi mereka akan mengartikan "aksi" Anda dengan cara pikir yang sangat berbeda. Anak di usia ini mengartikan suara dan gerakan dengan cara berbeda, dan ini bisa membuat mereka ketakutan. Dia bisa berpikir bahwa, seperti sudah disebut di atas, Anda berdua sedang "berkelahi"
Jadi, begitu Si Kecil Anda lihat sudah lelap, kunci pintu Anda atau letakkan kursi untuk mengganjal pintu. Nyalakan baby alarm (jika ada). Jika Anda kepalang sudah "tertangkap basah," katakan pada anak bahwa Anda dan suami sedang mengisi waktu privat. "Tunggu sebentar di kamarmu ya, Nak. Mama akan segera ke sana."
Kemudian, bersama pasangan, Anda bisa menemani buah hati kembali tidur seraya menjelaskan secara sederhana apa yang sudah terjadi. Tanyakan apakah dia baik-baik saja, karena bagi anak usia dini, hubungan intim bisa terlihat menakutkan. Mintalah maaf dan katakan, "Maafin Mama dan Papa ya, itu pasti membuatmu terkejut. Tapi, tak ada yang perlu ditakutkan, kok." Nah, jika Anda yakin ia sudah kembali tertidur, Anda bisa melanjutkan episode yang sempat terputus.
Hasto Prianggoro/berbagai sumber
foto: getty images
KOMENTAR