AJARKAN BERULANG-ULANG
Untuk merangsang daya ingat, tutur Dewi, bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mengajak bicara, bermain, bernyanyi, dan lainnya. Namun cara menstimulasinya harus benar, yaitu yang menyenangkan, bukan dipaksa. Selain itu, komunikasi tak boleh dilupakan. Jadi, kita harus sering mengajaknya bicara. "Biasanya kalau sang ibu rajin, usia 9 bulan bayi sudah mulai mau berkata- kata."
Tentunya, dalam menstimulasi juga perlu alat peraga atau benda yang dimaksud. Misal, "Ini bola." sambil kita tunjukkan bolanya, lalu kata-kata tersebut diulang-ulang dengan menggunakan pertanyaan, "Mana bolanya?" Bila daya ingatnya baik, lama-kelamaan saat ditanya ia akan cepat memberi respon. Jadi, kala ditanya, "Mana bolanya?", ia akan langsung menunjuk benda yang dimaksud.
Di usia setahun biasanya ia sudah bisa sedikit bicara, satu atau dua kata, hingga kita bisa menggunakan cara dengan pertanyaan dibolak-balik seperti, "Ini apa?" sambil memperlihatkan sebuah bola, atau, "bolanya mana?" Makanya, begitu si kecil tampak mulai ada keinginan bicara, alat peraga sebaiknya diperbanyak. Kita bisa membuatnya sendiri dari guntingan gambar yang ditempelkan pada potongan-potongan karton kecil. Carilah gambar yang tak terlalu besar semisal gambar buah apel. Sambil ditunjukkan karton bergambar itu, katakan, "Ini apel." Agar ia lebih mudah mencerna maksudnya, lebih baik lagi bila ada apel yang sebenarnya atau apel mainan dari plastik.
Dengan seringnya bayi melihat dan diajarkan berulang-ulang, akan melekat di kepalanya, hingga otomatis daya ingatnya juga baik. Hal ini juga berlaku, pada contoh di awal tadi. Jika ayah harus meninggalkan bayinya untuk waktu lama, maka ibu harus sering-sering memperlihatkan foto-foto ayah maupun memperdengarkan suara ayah ketika sedang menelepon atau rekaman suaranya. Dengan demikian diharapkan si kecil tak asing lagi atau tak merasa takut kala dipegang ataupun menjerit saat bertemu dengan ayahnya kelak.
Cara ini juga bisa dilakukan untuk mengenalkan anggota keluarga yang jarang bertemu semisal kakek-nenek atau om-tante. Pendeknya, orang tua harus rajin mengenalkan hal-hal di sekelilingnya, mengenai dirinya, keberadaannya, dan hubungannya dengan orang-orang di sekelilingnya. Jadi, tak usah takut lagi si kecil bakal lupa sama orang tuanya, ya, Bu-Pak.
Dedeh Kurniasih/nakita
KOMENTAR