Ada faktor yang mendukung agar produksi ASI jadi lancar, yakni:
* Bangun motivasi menyusui dengan mencari tahu keunggulan ASI.
* Saat persalinan, pilihlah rumah sakit yang melaksanakan kebijakan rawat gabung sehingga ibu dan bayi bisa bersama terus selama 24 jam.
* Siapkan fisik dan mental untuk menyusui. Rasa bahagia ingin menyentuh dan menyayangi bayi akan membuat hormon oksitosin bekerja memproduksi ASI dan payudara siap mengeluarkan ASI.
* Kuasai posisi menyusui yang benar. Kesalahan posisi bisa menyebabkan puting lecet, peradangan pada payudara, atau bayi hanya mengisap udara karena cairan ASI tidak keluar.
* Tidak memberi makanan atau minum apa pun selain ASI pada bayi yang baru lahir, kecuali ada indikasi medis. Pemberian cairan lain justru akan membuat bayi malas menyusui dan payudara ibu akhirnya kurang dirangsang.
* Mintalah dukungan dari pasangan.
* Cari suasana yang tenang saat menyusui. Kalau suka, lakukan sambil mendengarkan musik yang relaks.
*Hindari stres.
Bila MELIBIHI KAPASITAS
Nah, apa jadinya kalau bayi kemudian mendapatkan ASI lebih dari yang dibutuhkan? Misalnya saja, ibu selalu mengira tangis bayinya merupakan pertanda minta susu. Tentu saja, lambungnya tak dapat menampung melebihi kapasitas. Kelebihan cairan itu akan keluar lagi dengan cara muntah sedikit atau gumoh. Karenanya, perhatikan dengan saksama apabila bayi sudah menunjukkan tanda kenyang. Muntah atau gumoh masih dikatakan normal selama berat badan bayi tetap naik sesuai tahapan usia.
Imbangi DENGAN AKTIVITAS
KOMENTAR