Ada faktor yang mendukung agar produksi ASI jadi lancar, yakni:
* Bangun motivasi menyusui dengan mencari tahu keunggulan ASI.
* Saat persalinan, pilihlah rumah sakit yang melaksanakan kebijakan rawat gabung sehingga ibu dan bayi bisa bersama terus selama 24 jam.
* Siapkan fisik dan mental untuk menyusui. Rasa bahagia ingin menyentuh dan menyayangi bayi akan membuat hormon oksitosin bekerja memproduksi ASI dan payudara siap mengeluarkan ASI.
* Kuasai posisi menyusui yang benar. Kesalahan posisi bisa menyebabkan puting lecet, peradangan pada payudara, atau bayi hanya mengisap udara karena cairan ASI tidak keluar.
* Tidak memberi makanan atau minum apa pun selain ASI pada bayi yang baru lahir, kecuali ada indikasi medis. Pemberian cairan lain justru akan membuat bayi malas menyusui dan payudara ibu akhirnya kurang dirangsang.
* Mintalah dukungan dari pasangan.
* Cari suasana yang tenang saat menyusui. Kalau suka, lakukan sambil mendengarkan musik yang relaks.
*Hindari stres.
Bila MELIBIHI KAPASITAS
Nah, apa jadinya kalau bayi kemudian mendapatkan ASI lebih dari yang dibutuhkan? Misalnya saja, ibu selalu mengira tangis bayinya merupakan pertanda minta susu. Tentu saja, lambungnya tak dapat menampung melebihi kapasitas. Kelebihan cairan itu akan keluar lagi dengan cara muntah sedikit atau gumoh. Karenanya, perhatikan dengan saksama apabila bayi sudah menunjukkan tanda kenyang. Muntah atau gumoh masih dikatakan normal selama berat badan bayi tetap naik sesuai tahapan usia.
Imbangi DENGAN AKTIVITAS
Pada 4-6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI biasanya mempunyai berat badan lebih dari yang seharusnya. Namun, tak perlu khawatir ia akan mengalami kegemukan (obesitas). Imbangi saja dengan aktivitas alamiahnya seperti menendang di udara, melonjak-lonjak, atau merangkak yang dapat dilakukan bayi setelah otot-ototnya cukup kuat. Nah, untuk bisa beraktivitas, bayi jangan selalu digendong. Tanpa aktivitas memadai, energinya akan tersimpan menjadi lapisan lemak. Alhasil, lama-kelamaan si kecil bisa mengalami kegemukan.
Untuk mengetahui seberapa banyak kenaikan berat badan yang baik setiap bulan, lihatlah parameter berupa grafik di buku kesehatan (Kartu Menuju Sehat) si kecil. Selama trimester pertama, penambahan BB yang diharapkan berkisar antara 750-1500 gram setiap bulannya. Sedangkan untuk bulan-bulan berikut, tuntutan terhadap kenaikan BB semakin sedikit meski tetap menunjukkan peningkatan. Kontrol kenaikan BB inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa hingga usia setahun, bayi harus dipantau dokter. Perbandingan berat terhadap panjang tubuh bayi sangat penting untuk mengevaluasi kondisi kesehatan dan gizinya.
Zat KEKEBALAN ASI
ASI membuat bayi lebih kebal terhadap penyakit karena ada beberapa kandungan yaitu:
* Imunoglobulin
Konsentrasinya sangat tinggi pada kolostrum, dan melindungi bayi dari infeksi telinga, hidung dan tenggorokan. Imunoglobulin masih ditemukan sampai bayi usia 12 bulan. Penyimpanan ASI di lemari pendingin dapat membuat aktifitas imunoglobulin berkurang. Komponen Imunoglobulin di dalam ASI berbeda dengan yang ada dalam serum. Komponen utama dalam serum adalah IgG dalam jumlah 1.250mg/dL dan IgA hanya 250mg/dL. Sebaliknya dalam kolostrum IgA hanya 1.740mg/dL dan IgG 100mg/dL. IgA dan IgG dalam ASI sebagian berasal dari serum sebagian berasal dari kelenjar payudara. Ada lebih dari 30 jenis imunoglobulin yang telah teridentifikasi di dalam ASI, 18 di antaranya terdapat dalam serum, sisanya hanya ada dalam ASI. IgA dalam ASI terutama adalah IgA sekretorik (sIgA) stabil pada PH rendah dan tahan terhadap enzim proteolitik. Fungsinya dalam usus adalah memproteksi mukosa usus agar jangan diserang virus dan bakteri. Imunoglobulin di dalam ASI masih ditemukan setelah 1 tahun. Kadar imunoglobulin tidak tergantung pada gizi ibu.
* Laktoferin
Laktoferin dapat mengikat zat besi, sehingga kuman yang juga memerlukan zat besi untuk hidup dan membelah tak dapat berkembang. Laktoferin juga tertinggi pada kolostrum tetapi akan tetap ada sampai bayi usia 12 bulan. Zat besi dalam tubuh bayi mempunyai fungsi dalam perkembangan otak bayi.
Hilman
KOMENTAR