Endemi kanker yang terjadi di Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang cukup tajam. Union for International Cancer Control (UICC) memperkirakan peningkatan kasus kanker per tahun mencapai seratus kasus baru dari seratus ribu penduduk di dunia, termasuk Indonesia.
Menurut Prof. DR. Dr. Soehartati Gondhowiardjo, Sp.Rad, Sp.OnkRad, Kepala Departemen Radioterapi RS Cipto Mangunkusumo pada acara "Peringatan Hari Kanker Sedunia", Jumat (3/2), organisasi kanker dunia menyebutkan pada tahun 2030 peningkatan angka kejadian, kematian, dan jumlah pasien yang hidup dengan kanker akan mengalami peningkatan hingga tiga ratus persen.
"Dan, yang menyedihkan untuk kita adalah tujuh puluh persen dari jumlah itu akan terjadi di developing countries, yang salah satunya adalah Indonesia. Itulah masalah yang kita hadapi," ujar Soehartati. Apabila tidak kunjung dicegah, maka jumlah penderita yang hidup dengan kanker pada tahun 2030 menurut UICC akan mencapai sekitar 75 juta orang, dengan tujuh belas juta kematian akibat kanker, dan 27 juta kasus kanker baru.
Fenomena Kanker di Indonesia
Perubahan pola hidup ke arah yang tidak sehat diduga menjadi penyebab peningkatan angka kanker di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Histopatologik tahun 2005, sepuluh besar kasus kanker terjadi pada kanker mulut rahim, kanker payudara, kanker nasofaring, kanker kulit, kanker rektum, kanker ovarium, kanker kolon, kanker kelenjar limfe, kanker tiroid, dan kanker prostat.
"Di developing countries yang mana Indonesia termasuk salah satu di dalamnya, memang lebih banyak ditemukan kasus kanker mulut rahim, sementara di negara maju umumnya lebih didominasi oleh kanker payudara. Sedangkan kanker nasofaring yang sangat spesial, banyak didapatkan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia," papar Soehartati. Ia menambahkan, kanker nasofaring dikatakan spesial karena insidennya tidak merata ditemukan di seluruh dunia, melainkan hanya terjadi di kawasan tertentu seperti Asia Tenggara termasuk Indonesia, juga di dataran Cina.
Selain jenis-jenis kanker yang disebutkan di atas tersebut, perubahan gaya hidup juga diketahui sangat berpengaruh terhadap berkembangnya jenis kanker, seperti kanker paru-paru. "Ini yang saya khawatirkan. Kita tahu sekarang anak-anak sudah mulai merokok sejak usia masih sangat muda. Dampak dari rokok itu akan terasa dua puluh hingga tiga puluh tahun kemudian. Jadi, kemungkinan beberapa tahun ke depan akan lebih banyak lagi muncul," papar Guru Besar Ilmu Radiologi FK UI, Prof. Dr. H. M. Djakaria, Sp.Rad, Sp.OnkRad. Oleh karena itu, mencegah dan menjauhkan anak-anak dari konsumsi rokok harus dilakukan dengan serius.
Fisik Harus Kuat
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, sebagian besar faktor penyebab kanker berasal dari gaya hidup. Maka dari itu, angka peningkatan kanker di Indonesia sebetulnya dapat dicegah dengan menjalankan pola hidup sehat dan menghindari hal-hal yang bisa memicu kanker. Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan berhenti mengonsumsi tembakau dan alkohol, menghindari obesitas, menambah konsumsi buah dan sayuran, juga olahraga teratur.
"Ingat, 43 persen kanker dapat dicegah dengan menjaga pola hidup. Jika ada yang bilang beberapa makanan atau obat dapat mencegah kanker, sebenarnya makanan yang paling ampuh untuk mencegah, ya makanan sehat yang disediakan alam," ungkap Soehartati.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR