Selanjutnya, buatlah perencanaan tertulis mengenai kebutuhan keluarga dengan mendetail dan berapa banyak dana yang akan disimpan. Jika masih bisa, potonglah pengeluaran ini sebanyak 10 persen lalu alokasikan sisanya untuk dana darurat. Jika dikumpulkan, lama-lama menjadi bukit, lho!
Ketika Anda mulai berbelanja kebutuhan rumah, selalu tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda benar-benar membutuhkan barang-barang di luar kebutuhan yang sudah tercatat rapih? Jika tidak, tak usah dibeli, ya.
Pisahkan Tabungan daari Investasi
Uang yang dibutuhkan dan yang akan digunakan (kebutuhan darurat, uang muka rumah) adalah tabungan, sementara investasi adalah uang yang tak akan digunakan setidaknya sampai tujuh tahun ke depan adalah investasi (contohnya dana pensiun).
Bedakan akun untuk dua jenis simpanan ini, sehingga tak akan tercampur aduk dan saling mengganggu.
Astrid Isnawati/ bersambung
KOMENTAR