Beberapa waktu lalu, pikiran hanya tercurah pada penyelesaian tagihan kartu kredit yang membumbung tinggi. Anda menahan diri sekian lama untuk tidak menggesek kartu plastik ajaib itu. Sekalipun tersedia uang tunai, Anda tidak bisa bebas membelanjakannya untuk barang-barang yang diidamkan. Bagaimanapun prioritas utama adalah melunasi utang.
Setelah semua utang selesai, Anda belum bisa bernafas lega. Lihatlah sekeliling Anda, di mana-mana ada diskon menggoda dan promo kartu kredit yang menggiurkan. Godaan yang berat, ya!
Jadi bagaimana "memperpanjang" kelegaan pasca utang? Simak saja langkah-langkah berikut.
Selain tabungan dan asuransi, sisihkan penghasilan untuk disimpan dalam bentuk dana darurat. Setidaknya dana ini bisa menutupi kebutuhan keluarga selama delapan bulan. Untuk para ibu rumah tangga, sebaiknya menyisihkan pula dana darurat cadangan yang bisa memenuhi kebutuhan keluarga, minimal selama tiga bulan. Sekali lagi, tak pernah ada yang mengetahui apa yang terjadi di masa depan. Lebih baik sedia payung sebelum hujan, kan?
Langkah-langkah ini mudah, kan? Ya, kuncinya terletak pada perencanaan matang dan mengikutinya dengan seksama. Ingat, Anda yang menghasilkan uang dari jerih payah, Anda pula yang harus mengaturnya, jangan sebaliknya.
Komitmen
Garis start memulai perencanaan keuangan yang segar tak ada sangkut pautnya dengan uang atau aturan-aturan baku. Langkah pertama sekaligus paling sulit adalah membebaskan diri dari rasa bersalah.
Jadi, yang harus dilakukan bersama pasangan adalah membuat janji bersama, sebuah komitmen meninggalkan masa lalu dan menapaki masa depan dengan pengaturan keuangan yang lebih baik. Bersama pasangan, Anda adalah orang yang dewasa dan paham bahwa kesalahan adalah pelajaran bukan kesempatan untuk mengulanginya.
Tentukan Prioritas
Untuk menapaki masa depan, tak mungkin Anda mempercayai insting semata. Dari kesalahan pengaturan keuangan yang dulu, buatlah perencanaan yang matang sehingga tahu kebutuhan mana yang menjadi prioritas.
Cara paling mudah adalah memindahkan rekening lama ke rekening baru, sehingga Anda memulai dengan "bersih". Selanjutnya, ikuti online banking dan gunakan hanya di rumah. Dengan fasilitas ini, Anda bisa membayar semua tagihan lebih cepat, rekening otomatis terdebit dan terkredit, jejak transaksi pun lebih mudah diikuti.
Selanjutnya, buatlah perencanaan tertulis mengenai kebutuhan keluarga dengan mendetail dan berapa banyak dana yang akan disimpan. Jika masih bisa, potonglah pengeluaran ini sebanyak 10 persen lalu alokasikan sisanya untuk dana darurat. Jika dikumpulkan, lama-lama menjadi bukit, lho!
Ketika Anda mulai berbelanja kebutuhan rumah, selalu tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda benar-benar membutuhkan barang-barang di luar kebutuhan yang sudah tercatat rapih? Jika tidak, tak usah dibeli, ya.
Pisahkan Tabungan daari Investasi
Uang yang dibutuhkan dan yang akan digunakan (kebutuhan darurat, uang muka rumah) adalah tabungan, sementara investasi adalah uang yang tak akan digunakan setidaknya sampai tujuh tahun ke depan adalah investasi (contohnya dana pensiun).
Bedakan akun untuk dua jenis simpanan ini, sehingga tak akan tercampur aduk dan saling mengganggu.
Astrid Isnawati/ bersambung
KOMENTAR